Skandal Susu di Indonesia dan Boikot KFC

Skandal Susu di Indonesia dan Boikot KFC

Hari-hari ini, media sedang hangat membicarakan nasib peternak sapi perah dan keberadaan susu segar hasil dalam negeri. 200 ton susu segar dibuang peternak, karena tidak terserap oleh industri. Pihak yang mendapatkan kuasa mengimport mengatakan bahwa mutu susu segar dalam negeri kurang bagus. Ada minyak goreng, H2O2, air, dan sebagainya. Hal yang sangat biasa, rasionalisasi atas karut marutnya perniagaan di Indonesia.

Sejatinya bukan hanya soal susu yang kacau, lihat saja hari-hari ini panen raya mangga, toh buah yang bejibun itu di sini, masih juga bersaing dengan mangga dari Thailand. Ujung-ujungnya buah lokal masuk tong sampah. Dibuat wine nanti dihakimi dengan dogma agama tertentu.

KFC tutup 47 gerai dan PHK 2.274 karyawan, akibat aksi boikot dan seruan untuk tidak makan di rumah makan  cepat saji yang ditengarai milik keturunan tertentu, baca Yahudi. Padahal rumah makan ini ada di Indonesia, yang bekerja juga orang sini, pemasok ayam juga peternak negeri sendiri, bukan dibawa dari luar sana.

Jika “sukses”  menutup hampir 50 rumah makan dan merumahkan ribuan saudaranya sebangsa setanah air, kenapa tidak memboikot pabrik susu, sehingga mereka mau menggunakan hasil ternak saudara setanah air mereka?

Jangan dengan dalih membela Palestina kemudian menjadikan salah satu penyumbang pemberi kerja ribuan malah gulung tikar di banyak tempat. Memangnya pemilik KFC sana terdampak secara langsung? Tidak kerasa bagi pemiliknya, namun bagi 2000-an karyawan jika dihitung renteng dengan yang menjadi beban mereka, bisa jadi sampai 3000-5000-an yang terdampak secara langsung.

Coba jika mereka juga melakukan untuk memboikot produsen atau pabrik yang menggunakan susu import sama ketika mereka teriak-teriak mengenai KFC dan kawan-kawan? Jauh lebih bermanfaat. Tapi sama sekali  tidak terdengar.

Sangat mungkin mereka, para corong ini tidak paham apa yang mereka lakukan. Apalagi jika bicara mengenai sentiment agama dan kesukuan. Nomor satu, beda jika isunya jauh dari itu semua, sama sekali tidak mereka dengar.

Bisa juga karena isunya tidak seksi, sehingga tidak aka nada sponsor dan donatur yang menggerakkan mereka. Semangatnya cuan tidak ada.

Padahal ini tetangganya sendiri, sebangsa setanah air, tidak jauh-jauh beda negara, eh malah diam saja. Jangan-jangan persaudaraannya karena nasbung yang bisa membuat kenyang sejenak itu?

Layak ditunggu ini gerakkan boikot produk susu dan hasil turunannya yang didatangkan dari luar negeri. Apa iya akan terjadi? Kecuali susu dari Israel atau Wahyudi, eh Yahudi, dan yang kena dampak itu Arab atau Palestina.  

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan