Tarik Tambang dan Tambang Menarik
Tarik Tambang dan Tambang Menarik
Peringatan hari kemerdekaan tahun ini special, apakah karena adanya IKN? Tentu bukan itu saja, ada yang lebih menarik dengan keberadaan tambang yang menarik. Biasanya kan lomba Tarik tambang, kali ini tambah tambang yang menarik. Karena adanya tawaran konsensi tambang untuk ormas keagamaan. Padahal selama in ikan Tarik tambang hanya hiburan kemeriahan hari kemerdekaan. Pesta rakyat.
Konsep tambang yang menarik, bukan pesta rakyat, namun pemimpin rakyatnya yang berpesta. Malahan ada remaja yang ikutan pengin, bayangin remaja wong doit jajan saja minta maknya, kog mau ngurusin tambang. Kelasnya masih Tarik tambang, bukan tambang yang menarik.
Apa yang terjadi adalah hal yang aneh dan luar biasa. Bagaimana bisa ormas yang harusnya bicara mengenai moral, etika, kebaikan, tentu termasuk di dalamnya adalah mengenai kelestarian lingkungan, bisnis yang sering juga ugal-ugalan terhadap alam dan lingkungan, konflik dengan masyarakat adat, ataupun pemilik lahan. Hal-hal yang jauh atau malah kebalikan denga napa yang selama ini digeluti. Jika ormas keagamaan malah jatuh pada hal yang sangat duniawi begini, mau apa jadinya?
Kooptasi. Sangat mungkin ini adalah Upaya untuk “menjinakkan” suara kenabian yang dimiliki oleh ormas keagamaan. Suara kebenaran yang harus dan wajib disuarakan. Namun sangat mungkin menjadi terbungkam karena “terbeli.” Bila benar demikian, sangat patut disayangkan.
Profesionalisme. Biarkan yang mengelola tambang itu pakar dan ahli dalam bidangnya. Mengapa, selama ini tambang dan BUMN selalu merugi? Karena dikelola oleh mantan birokrat, polisi, atau tentara. Mana kemampuan mereka? Tidak ada wajar tidak membawa manfaat bagi Masyarakat secara umum.
Amatiran seperti ormas agama, ya main Tarik tambang saja di acara 17-an. Tidak perlu muluk-muluk. Biarkan para professional yang mengurus tambang. Mosok tidak ingat, Harvey Mois yang bancakan angka demikian besar. Belum lagi dengan pengelolaan sumber daya alam lainnya. Cermin betapa ngerinya kekayaan negeri ini bagi elit.
Salam Penuh kasih
Susy Haryawan