7 Politik Logika Andi Arief dan Ruhut untuk KSP
Menakar nalar Andi Arief kala mengatakan Ruhut mau jabatan ketua KSP dengan menemui AHY. Beberapa hal cukup jauh dari nalar.
Kedua, Demokrat dengan Jokowi itu tidak ada kaitan politik. Mereka, Demokrat ada pada posisi oposan, mosok Ruhut menitipkan dirinya pada orang dan partai yang berseberangan.
Ketiga, AHY saja tidak bisa menjadi apa-apa, mosok bisa membantu orang untuk menjadi sosok yang cukup vital bagi presiden. Susah menerima nalar ini.
Jauh lebih tepat, adalah kompetensi dan rekam jejak. Ruhut tidak masalah dengan kapasitas dan kerja, namun jika melalui Demokrat malah aneh dan lucu. Begitu melimpah orang dan Jokowi sangat cerdik melihat para pembantunya yang jempolan dalam kerja.
Kelima, malah sangat mungkin menjadi sarana mengadu domba Demokrat dan PDI-P. Membuat gerah PDI-P dengan Ruhut mendua. Ini fatal pilihan Andi Arief karena tidak mikir panjang.
Keenam, partai banteng tidak kekurangan kader. Susah menyusupkan orang untuk merusak partai. Berbeda dengan partai mercy yang memang krisis kader apalagi ide cemerlang.
Ketujuh, apa yang disampaikan Andi Arief cenderung ngasal. Jawaban Ruhut lebih masuk akal dan wajar dengan menuding Andi lagi halu karena tukang sabu. Melihat apa yang dinyatakan Andi Arief selama ini abai akal dan logika, lebih tepat jika Demokrat melakukan evaluasi.
Kini saatnya politik kinerja bukan narasi pura-pura kerja. Besar-besarkan lah capaian, jangan malah merusak bangunan lain. Sayang anak-anak muda Demokrat itu pemikirannya sangat kuno dan ketinggalan zaman.
Era politik cemar asal tenar sudah tidak laku. Menjual produk yang tidak menjanjikan susah.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan
Asbun eong halu
Sakaw