Pak SBY Harus Tahu yang Ini
Beberapa saat terakhir, terutama masa gelombang covid II meningkat, Demokrat ikutan pesat di dalam melancarkan serangannya pada pemerintah. Mau yang nalar atau tidak seolah tidak menjadi bahan pertimbangan. Satu, pokoknya Jokowi salah, dan ganti.
Apa yang dilakukan sih sebagai sarana untuk mendongkrak popularitas Demokrat, terutama AHY yang diproyeksikan menjadi presiden mendatang. Apakah itu efektif, itu yang penting dan bisa diukur, dihitung-hitung, dan dicermati dengan banyaknya aksi dan reaksi yang ada.
Beberapa hal yang sudah selayaknya Pak SBY sebagai mahapolitikus di Demokrat mengambil sikap;
Pertama, politik cemar asal tenar tidak laku. Jangan berkaca pada pilkada DKI 2017, kasus dan keadaan sangat lain. Toh model yang sama, telah dipilih Prabowo dan kalah bukan? Dua kali kekalahan Prabowo dengan cara yang identik.
Kedua, menggunakan cara berpolitik yang sangat kuno, bagaimana menghajar lawan untuk mendapatkan simpati publik. Ini fatal karena Jokowi itu kesayangan media dan publik. Cara yang sangat parah salahnya.

Ketiga, cara menghajar orang besar ini model orang pansos, ala selibritas, pegiat medsos, padahal ada cara lain. Miris sebenarnya, memilih cara itu terus menerus dan gagal lagi gagal lagi. Sangat mungkin survey merangkak naik, namun bukan hal yang positif untuk apa?
Keempat, kini saatnya unjuk prestasi besar, bukan mulut kuat dalam mengatakan ini dan itu, apalagi pepesan kosong. Jangan lupa,Pak SBY baru juga tujuh tahun lalu lengser. Ingatan publik masih kuat. Rekam jejak digital apalagi, dengan mudah bisa ditemukan lagi dengan sangat mudah.
Kelima, besarkan prestasi sendiri jangan mengorek-korek kesalahan yang belum tentu itu kekeliruan. Memang susah sih mengatakan pada cacing bahwa kotoran itu tidak baik, karena itu memang habitatnya. Tidak bisa memaksa cacing untu menyukai wanginya kembang dan manisnya madu bukan?
Wajar, ketika kini banyak pihak mengatakan, Demokrat menuju jurang kehancuran. Ini kesalahan pada partai sendiri, di mana para elitnya baperan, anak buahnya hanya menyenagkan kondisi labil elitnya.
ABS menjadi nyawa partai dan itu jelas palsu dan sangat berbahaya. SBY sudah saatnya bangun, sadar, dan turun gunung untuk menyelamatkan kapal yang sudah diambang tenggelam kepada kekelaman.
Tidak akan mau tahu karena nyaman dengan laporan ABS dan suka mendengar kalau Jokowi salah dan jelek. Kasihan.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan