Adab Para Capres
Adab Para Capres
Kemarin, Jokowi mengundang para capres untuk makan bareng. Menarik salah satu tayangan adalah membandingkan ketiga calon dengan Presiden Jokowi ketika bersalaman. Sebenarnya hal yang wajar, namun demi kepentingan dukungan, jadi ada yang seolah tidak semestinya.
Ganjar Pranowo
Ia sebagai orang Jawa, posisi juga paham, ia mantan gubernur yang secara tata negara berada di bawah Presiden. Posisi membungkukan badan sedikit itu sangat wajar, penghormatan yang layak dari orang biasa, ingat ia rakyat dan berhadapan dengan tuan rumah seorang Presiden Repulik Indonesia.
Prabowo
Ia memang bukan orang Jawa tetapi toh kultur Jawa sangat lekat dalam hidupnya. Menantu orang terkuat dan terbesar di Indonesia selama lebih dari tiga dasa warsa, Jawa banget, tentu saja itu mempengaruhi tabiatnya. Pun ia adalah anak buah Jokowi sekarang. Plus berpasangan dengan anak Jokowi dalam pilpres.
Sama dengan Ganjar, ia sedikit membungkuk, ini bukan kebiasaan militer, namun adab orang Timur, baca Jawa yang Prabowo pilih dan lakukan. Meskipun ia lebih tua dan seorang militer, ia paham sebagai anak buah dari Jokowi. Posisi Jokowi sebagai kepala negara jelas lebih dituakan dari usia Prabowo.
Normal, wajar, lumrah. Tanpa perlu catatan lagi.
Anies Baswedan
Mengaku Jawa dan pribumi, toh suka atau tidak, ia adalah keturunan Yaman, pasti memiliki budaya, tabiat, dan kebiasaan berbeda. Baginya tidak masalah salaman dengan punggung tegak, itu bukan bagian adab yang buruk. Namun perlu diingat, sepanjang hidupnya di Indonesia, meskipun bisa diyakini ia bergaul dengan kalangan Arab, yang bisa jadi tidak melihat salaman harus membungkuk.
Masalahnya adalah, ia juga mantan menteri dari Presiden Jokowi bertahun lalu. Hal yang sejatinya normal, namun menjadi ganjil karena sentimen publik mengenai pilpres.
Pun ia sering ditampilkan dalam tayangan-tayangan yang memang minus adab bagi adat Timur, duduk di meja, berkacak pinggang di depan pejabat yang lebih tinggi. Hal ini jelas menjadi penilaian publik yang sangat besar.
Pada dasarnya sih normal. Namun perlu ingat, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung, tahu dan sadar diri dan posisi.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan