Jokowi Minta Tiga Periode dan Permainan Narasi

Jokowi Minta Tiga Periode dan Permainan Narasi

Usai pendaftaran capres terlaksana, ada tiga pasang kandidat, ada narasi baru, bahwa Jokowi meminta pada PDI-P agar ada masa perpanjangan masa jabatan. Cukup gencar gaungan bahwa itu keinginan Presiden ketujuh RI  itu.

Namun, jika mau jernih, apakah logis ketika Jokowi menghendaki jabatan itu, dan banyak partai lain malah mendorong, tetapi meminta kepada PDI-Perjuangan. Nasdem sejak awal menyatakan itu, partai yang cukup besar dan memiliki kursi cukup signifikan, ada Golkar, dan Gerindra juga sangat mungkin bergabung dengan tawaran wakil presiden.

Hal tersebut cukup menjadi bukti, bahwa isu permintaan tiga periode kog tidak cukup mendasar sebagai alasan Jokowi mengajukan Gibran berpasangan dengan Prabowo, sebagaimana narasi yang ramai saat ini. Benar, bisa jadi apa yang Jokowi katakan bahwa tiga periode itu menampar mukanya. Bahasa basa-basi.

Apakah itu basa-basi, itu bisa ditelaah dari apa yang ia lakukan selama ini. Bagaimana ia  bersikap berani karena tidak memiliki kepentingan untuk dirinya sendiri. Bandingkan dengan presiden-presiden selain dirinya, yang sering mempermainkan banyak hal untuk melanggengkan kekuasaan, memperoleh kekayaan, fasilitas, dan sebagainya.

Legitimasi Jokowi dari masyarakat sangat baik. Tingkat kepuasaan hingga 80% menunjukkan hal yang sangat linier ketika parpol juga menginginkan tiga periode. Meskipun saya pribadi sejak awal dulu, tidak sepakat dengan penambahan masa jabatan itu. mengapa?

Iya, jika pemimpin itu baik, berjuang bagi bangsa dan negara, boleh lama. Lha kalau tidak bisa bekerja, bahkan hanya merusak atau menumpuk kekayaan? Kan celaka, rakyat harus menunggu sekian tahun lagi.

Toh tidak juga. Kita bisa belajar dari pengalaman Amrik dengan Donald Trump yang tidak terpilih kembali saat ia mau mencalonkan lagi pada periode kedua. Sesederhana itu sebenarnya demokrasi. Ada batas waktu. Ada pilihan, dan rakyat yang memilih dan memberikan dukungan untuk lanjut atau berhenti. Memang, di sini, pemilih belum begitu dewasa.

Bantahan Mbak Puan soal jabatan tiga periode Presiden Jokowi, kini ditegaskan Sekjend Hasto bahwa benar adanya, permainan yang seharusnya tidak perlu didengung-dengungkan oleh PDI-Perjuangan. Mereka sudah gede, percaya diri dengan kadernya sendiri, mengapa kudu takut dan keder?

Percuma dan rugi sebenarnya merusak citra Jokowi, yang sekaligus adalah kadernya. Pun dengan Gibran juga adalah kader PDI-Perjuangan. Malah harusnya bangga, bukan malah menjadikannya sasaran tembak.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan