Cawe-cawe Prabowo, Tertolak, Gambaran Pilpres Kalah Lagi?

Cawe-cawe Prabowo, Tertolak, Gambaran Pilpres Kalah Lagi?

Menarik apa yang Prabowo lakukan. Tiba-tiba ikutan mau menjadi juru damai Rusia-Ukraina. Sayang malah menjadi blunder yang fatal, karena diolok-olok dunia internasional. Rapat dewan bersama Menlu juga menyoal itu, Presiden Jokowi mau bertemu, ini berarti sangat serius.

Dua lembaga, eksekutif dimotori Presiden Jokowi sampai harus memanggil ini ada yang sangat berat dan serius. Menlu Retno Marsudi juga menyarankan anggota dewan untuk menanyai secara langsung apa yang Prabowo maksudkan dengan cawe-cawenya itu.

Legeslatif, padahal ada Gerindra di sana, sampai mempertanyakan ke kolega Prabowo, dalam hal ini Menteri    Luar  Negeri Retno Marsudi, berarti sangat penting. Benar bahwa dewan itu lembaga politik. Toh ada Gerindra yang sangat mungkin akan membentengi.

Apa yang terjadi ini layak diulik lebih dalam

Pertama, berkaitan dengan sikap politik negara RI, jelas, Presiden Jokowi sudah sampai ke dua negara itu.  Jelas, gamblang karena presiden lah representatif atas kebijakan dan agenda negara.

Kedua, ini sedikit asumtif, namun ada juga nalar dan faktanya, bagaimana 98 Prabowo juga bergerak sendiri, padahal dia hanya bintang tiga, di atasnya ada KSAD, ada lagi Pangab, namun bergerak tanpa atasannya tahu, apakah ini terulang lagi? Jika demikian, layak menjadi perhatian besar, terutama yang tidak paham atau belum lahir kala kejadian tragedi 98 itu.

Ketiga, jika poin kedua di atas itu benar-benar demikian, miris dan perlu khawatir jika ia adalah pejabat nomer satu di negeri ini. Apakah ada orang atau pribadi yang bisa mengendalikan dirinya untuk bisa berjalan pada rel yang tepat. Melihat rekam jejaknya kog menghawatirkan.

Keempat, jelas itu implikasinya mau mencari panggung untuk 24. Dunia internasional akan memuji jika sukses. Namun ternyata malah menjadi bahan cemoohan. Tidak mendapatkan apa yang dimaui, namun malah bisa-bisa makin terpuruk juga di dalam negeri.

Kelima, kelihatan visi dan misinya dalam mengelola negeri sangat lemah. Melihat persoalan  tidak jeli dan jernih, cenderung grusa-grusu. Mengerikan sebagai pejabat nomor satu model demikian, lagi-lagi rekam jejaknya memperlihatkan itu.

Ingat umpatannya kamret saat terdesak waktu debat pilpres. Atau gayanya ketika menghadapi keadaan tidak baik-baik saja. Ini penting sebagai seorang pemimpin.

Keenam, cawe-cawe negara lain, padahal masalah pertahanan negeri ini juga demikian banyak masalah.  selama hampir lima tahun kinerjanya juga tidak cukup moncer. Persoalan intoleransi, KKB, dan daya rongrong atas ketahanan negeri ini begitu banyak.

Eh cawe-cawe yang dianya sendiri keknya tidak tahu dengan baik. Malah cemoohan yang diperoleh. Pengalaman dua periode ikut pilpres dengan segala kekonyolannya harusnya menjadikan Prabowo dan tim bebenah, bukan malah makin ngaco.

Susah melihat ia bisa menang kali ini, jika masih seperti dua periode lampau dalam menawarkan diri saat kampanye. Minim inovasi dan gagasan spektakuler dalam membangun negeri ini. Ngeri.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan