Celeng Mengudeta Banteng
Bambang Pacul memberikan labeling celeng, babi hutan bagi yang mendukung Ganjar. Reaksi atas meroketnya nama Gubernur Jawa Tengah itu di arena PON. Dampaknya pada elektablitas pada rilis survey makin melambung dan menempel ketat Prabowo.
Politik itu seni dan juga permainan. Hal yang sering dilupakan publik. Bisa jadi di depan layar, Bambang itu seolah berseteru sangat keras dengan Ganjar. Bisa jadi itu benar demikian, bisa pula tidak, itu hanya rekayasa untuk menaikan tingkat PDI-P dan Ganjar. Peluang ketiga dan seterusnya itu masih ada kemungkinan. Namanya juga seni dan permainan.
Beberapa indikasi bahwa PDI-P sedang memainkan games politik tingkat tinggi adalah;
Beberapa daerah dalam pilkada langsung terjadi konflik sangat keras antara loyalis namun sudah offdate dengan anak-anak dan generasi muda yang belum teruji loyalitasnya, tetapi memiliki visi dan menjanjikan secara kapasitas kepemimpinan.

Keberanian itu juga penting bagi permainan politik. Salah selesai, kalau benar bisa menikmati hasil. Nah, salah itu bisa kog dijadikan momentum untuk belajar.
Wajar sih publik akan melihat Mega mendorong Puan selaku puterinya untuk menjadi salah satu kandidat utama dalam pilpres. Semua warga negara berhak menjadi apa saja.
Pembunuhan karakter ala politikus negeri ini sangat mengerikan. Bagaimana politik main kayu masih menjadi andalan. Menaikan diri dengan cara merusak rival dengan sangat kejam. Lihat saja bagaimana Ganjar sudah dikatakan merampok Papua, hanya karena sambuta masyarakat sangat heboh.
Sama juga ketika persaingan untuk pilkada Jawa Tengah, isu iktu bancaan KTP-el demikian masif. Apalagi jika nantinya menajdi capres, isu yang dijelas-jelas bukan tidak mungkin, bisa seolah-olah benar.
Susah sih melihat celeng ini mau mengudeta banteng. Butuh sinergis untuk bangsa dan negara. Jika kolaborasi ini berjalan sebagaimana mestinya, negara maju sudah tinggal memanennya.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan