Deddy Corbuzier, Makan Siang Gratis, dan Tidak Enak

Deddy Corbuzier, Makan Siang Gratis, dan Tidak Enak

Apa yang dinyatakan Deddy, artis, magician, youtuber, dan kini “tentara” dalam menanggapi komentar anak mengenai makan siang gratis yang dikatakan tidak enak, layak diulik. Ada beberapa hal yang tidak logis, tidak pas, dan malah berlebihan. Kecuali itu berkaitan dengan politik. Jika mengenai pansos, tidak juga, sudah cukup tenar dia.

Mengapa laik diulik?

Pertama, ini adalah jawaban atas pernyataan anak-anak. Artinya, wajar anak itu mengatakan tidak enak, asal tidak sesuai selera, masakannya emaknya tiap hari juga dicelanya. Normal, malah tanggapannya yang lebay.

Kedua, saya sudah sejak awal menuliskan, ini soal selera. Anak sekarang apalagi, hanya kenal rasa gurih, manis, beberapa pedas. Beda dari kebiasaan itu mereka enggan makan, dan akan dengan mudah mengatakan gak enak. Hal yang normal saja. Pilihan di luar begitu banyak, ketika mendapat  jatah yang tidak mereka sukai atau kenal, ya bilang tidak enak.

Pengalaman mendampingi anak, demi menjaga kesehatan mereka ditanyalah, apakah ada alergi? Macam-macam daftar “alergi” mereka, dalam artian mereka emoh atau enggan makanan tertentu. Jika itu semua diikuti pihak dapur tidak jadi masak.

Ketiga, mengatakan anaknya makan nasi kotak ketika ikut dirinya, konteks yang saya pakai adalah, pas bapaknya, Deddy ini syuting anaknya ikut dan makan nasi kotak. Sama sekali tidak bisa diperbandingkan antara makanan artis dengan jatah makan siang gratis.

Apa akan sama nasi kotak yang buat dari KFC dengan makanan atau nasi kotak dari kaki lima? Pastinya beda, meskipun namanya dan juga bungkusnya identik. Hal ini yang Deddy lupakan, hanya biar terlihat mendukung dan program ini baik dan benar.

Keempat, komentar anak ini bukan soal programnya, namun menu yang ia terima. Jadi gak usah juga sensi segitunya. Junjungannya tetap aman, program ini tetap jalan kog, hanya saja, bahwa akan terjadi riak dan gejolak itu wajar.

Kelima, mayan ini yang komen atau ngoceh  bocah, bandingkan masa lalu sekelas wakil ketua DPR saja setiap saat ngocehin kebijakan pemerintah. Mosok anak-anak kek ini harus direspons? Gak malu, atau cuma berani pada anak-anak, ke mana suaranya ketika   pemerintahan yang lalu banyak nyinyiran gak jelas?

Keenam,  enaknya zaman Prabowo, hal buruk pun banyak disuport dengan kemasan macem-macem, bayangkan, pada masa lalu, hal-hal baik pun diputarbalikkan sehingga rakyat melihat dengan buruk pula. Pembelaan yang dulu tidak pernah ada, bayangkan jika model ini sejak dulu ada,  kemajuannya luar biasa.

Jangan sampai juga bahwa hal ini adalah bentuk “pembungkaman” ala pemerintah atau para pemujanya pada pihak-pihak  yang bersuara berbeda. Anak-anak pulak, padahal dulu mahasiswa, elit, hingga pejabat pun bersuara tidak karuan, gak ada yang menanggapi.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan