Di antara Bambang Widjojanto dan Anas Urbaningrum
Di antara Bambang Widjojanto dan Anas Urbaningrum
Anas Urbaningrum sudah selesai menjalani masa pidananya. Mau mengaku bersih atau tersakiti pihak lain atau karena melakukan kejahatan, semua menjadi tidak penting. Toh publik juga paham seperti apa yang terjadi. Politisasi hukum dan penegakan hukum yang lemah juga masyarakat tahu dengan baik.
Apanya yang menarik?
Pertama, minus malum, saya lebih memilih dan apresiasi tinggi pada Anas Urbaningrum yang berani menghadai peradilan dan melaksanakan pidana kurungan bertahun-tahun. Mau alasannya apapun itu.
Kedua, Bambang ini hanya bisa ngeles, enda, dan menghindar seolah-olah ia itu orang suci, bersih, dan sangat taat hukum. Ini bukan asumsi semata atau bahkan fitnah. Beberapa point berikut layak dicermati.
Ketiga, bagaimana Bambang Widjojanto mempertanggungjawabkan saksi ketika sebagai penasihat hukum menuntut hasil pilpres 2019. Saksi-saksi yang malah mempermalukan mahkamah peradilan dan juga Prabowo sebagai capres. Cek sendiri mutu para saksi yang tidak tahu apa-apa. Tidak nyambung dengan materi pembicaraan. Itu semua harusnya Bambang bertanggung jawab sebagai pengacara.
Keempat. Bagaimana pertanggungjawaban di Jakarta selaku TGUPP dengan amburadulnya Jakarta. Bisa berdalih toh KPK, polisi, kejaksaan tidak menemukan bukti. Baiklah, bagaimana menjawab ke mana perginya pohon di Monas, atau mengapa e-bugdeting era sebelumnya dihapus. Transparansi macam apa yang mau dibangun.
Kelima, ikut berdemo menuntut mundur Firli dengan berbagai argumen, berani tidak, audit menyeluruh bagaimana KPK selama kepemimpinnya. Seolah-olah zaman itu sangat bagus dan tiba-tiba bobrok. Memangnya bisa sistem itu rusak dalam sekejap? Ini naif.
Masyarakat itu makin cerdas. Publik makin melek dalam berliterasi dan berlogika, Bambang dengan jajaran elitnya ternyata tidak siap dengan kemajuan itu, sehingga ia abai akan logika. Apa yang dikemukakan, dinyatakan, seolah masyarakat masih era Orba yang memang datanya tidak banyak
Kini begitu banyak sumber informasi, mengaitkan apa di balik siapa, mengapa si anu bertindak begini itu dengan mudah terlihat, janganlah membodohi msyarakat dengan kebebalan sendiri.
Salam penuh kasih
Susy Haryawan