Infrastruktur Ya Jokowi, Anies Baswedan dan JK Dompleng Doang

Infrastruktur Ya Jokowi, Anies Baswedan dan JK Dompleng Doang

Menarik apa yang terjadi menjelang suksesi presiden 24 mendatang. Infrastruktur seolah menjadi ajang kampanye baik positif atau negatif. Presiden Jokowi memiliki kepentingan bahwa penggantinya kudu sevisi, sehingga pembangunan masif itu tidak mangkrak. Mana selesai, ketika proyek yang begitu banyak itu mengejar ketertinggalan, selama 42 tahun pemerintahan yang hanya konsentrasi pada dapat apa.

Ketertinggalan semasa Soeharto dan SBY, eh kebetulan keduanya adalah militer AD lagi. Kesenjangan yang begitu lama dibiarkan, oleh Jokowi dikebut. Mengapa Megawati dan Habibi atau Gus Dur almarhum tidak dibahas? Ya karena mereka bertiga itu transisi dan tidak bisa berbuat banyak soal pembangunan.

Nah, masa SBY sudah seharusnya membangun, toh malah dicolongin dan dijadikan kepemilikan pribadi. Setali tiga uang dengan apa yang masa Soeharto jalankan. Kekuasaan yang mengenyangkan diri dan keturunannya.

Wajar ketika Jokowi dikenal akan infrastrukturnya. Nah, JK dan anak emasnya Anies Baswedan kemudian menggunakan itu secara negatif. Mereka mendompleng nama besar Jokowi soal pembangunan namun secara negatif.

Mereka tentu sangat paham apa yang akan mereka dapatkan, jika menghajar orang besar dan sukses, seperti ketika menghentikan Ahok, mereka mendapatkan durian runtuh. Itu semua gagal total. Mengapa?

Data yang dijadikan rujukan ngaco, dan tidak sesuai fakta.

JK mengatakan ketidakadilan bagi masyarakat ketika pembangunan jalan tol. Padahal pada sisi lain, JK juga pembangun dan pemilik jalan tol itu sendiri. Konsistensinya nol besar. Pun ia juga ikut menentukan kebijakan pembangunan jalan tol, kala ia dua kali menjadi wapres.

Maunya dengan menyudutkan Jokowi dan pembangunannya ia akan mendapatkan simpati publik. Sama sekali tidak ada. malah ditertawakan dan ditayangkan apa yang menjadi pemikirannya di masa lalu.

Setali tiga uang dengan Anies Baswedan. Ia mengatakan bahwa pembangunan zaman SBY jauh lebih masif dari apa yang Jokowi lakukan. tanpa lama PUPR menjelaskan, bahwa bakal calon presiden 24 ini salah membaca data dari BPS.

Tidak mau mengaku kalau salah, malah timnya mengatakan bahwa media yang salah menyajikan data. Jelas ini adalah settingan. Sebego-begonya Anies Baswedan juga tidak sebodoh itu juga. tetapi pokoknya menjadi pembicaraan berkepanjangan. Politik cemar asal tenar masih menjadi satu-satunya cara untuk menggaet pemilih.

Miris, publik makin pinter, elit tertentu makin bodoh karena tidak punya kapasitas dan kemampuan untuk menampilkan diri yang berprestasi. Tidak heran mereka memainkan narasi nyinyir tanpa habis-habisnya, dan tidak elok diperhatikan.

Begitu banyak masalah bangsa ini, mengapa tidak mengolah itu sebagai sarana meyakinkan publik? Ya karena memang tidak mampu berbuat lebih dari itu. cita-cita gede, tapi visi nol besar. Apa iya negara yang melaju kencang ini diserahkan ke pecundang demikian?

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan