Karma Menginap di Makam Keramat bagi Anies Baswedan
Usai pulang dari menginap di makam keramat, ada saja yang menimpa jaringan Anies Baswedan. Tentu ini hanya sebuah asumsi, namun memiliki alasan dan dasar yang sangat kuat, bukan semata othak athik gathuk.
Kerabat atau keturunannya saja jengkel, merasa tidak berkenan. Ya, iyalah, reputasi yang menginap sudah dikenal sebagai tokoh yang biasa menggunakan segala sesuatu untuk keuntungan sendiri.
Ada unsur tidak menghormati keberadaan makam. Ingat, makam itu juga memiliki keluarga besar yang mengelola. Apalagi, anak cucu dan keturunannya saja tidak pernah bermalam di sana. Lha ini orang luar tiba-tiba tidur di sana, dan biasa berseliweran photo yang bagi orang Jawa kadang makam, atau kamar itu bagian privasi.
Nah, tiba-tiba Munarman ditangkap polisi, padahal orang ini sangat kuat dan liat. Rizieq saja sudah lebih empat bulan menginap di bui, Munarman masih bisa bobo hangat di atas kasur dan rumah megah. Padahal secara struktural Munarman anak buah Rizieq, tidak bisa faktual lho ini.
Apa kaitan Munarman dan Novel Baswedan dan keberadaan Anies Baswedan? Ingat, jangan lupa, ia bisa naik menjadi gubernur itu salah satu unsur pentingnya adalah gerakan 212 dan 411 dan salah satu tokoh besar penggeraknya adalah Munarman.
Kekuatan narasi ada pada aksi kelompok dan jaringan Munarman dan kawan-kawan. Susah memisahkan aksi sektarian dengan Munarman dengan FPInya.
Pada sisi lain, anggaran Jakarta yang ugal-ugalan bisa lolos tanpa sekalipun KPK menyebutnya. Salah bayar menjadi lebih menguat, dan boleh dicicil. Apa beda dengan mark up anggaran? Ada apa ini?
Layak ditunggu dan masih akan asyik ke mana arah angin semua ini. Perilaku ugal-ugalan, urakan, kalah dengan ketulusan pemerintah. Ingat, sepandai-pandainya tupai melompat, suatu saat akan gawal juga.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan