Kejamnya Arab Saudi pada Negara “Cucu Nabi”
Warga negeri ini begitu memuja Arab Saudi. Lepas dari agama, ini entitas politik dan negara yang dijadikan rujukan pembahasan. Baru saja mereka merilis, bahwa negara Indonesia termasuk yang diberi syarat amat berat untuk bisa menunaikan ibadah umroh.
Beaya naik dua kali lipat. Karantina 14 hari di negara ketiga sebelum masuk Arab Saudi, artinya nambah beaya dan juga waktu pelaksanaan. Vaksin dari China diharuskan ditambah satu lagi sebagai booster. Tanpa itu ditolak, padahal vaksin mayoritas negeri ini dari China.
Bangsa ini pengirim jemaah haji tahunan terbesar di dunia. Belum lagi umroh yang bisa setiap saat itu. Lihat saja begitu banyak kasus penipuan dengan kerugian sangat gede. Berarti ini bisnis menjanjikan, dan pemasukan bagi Arab Suadi juga.
Hak sepenuhnya Arab, tidak soal. Siapapun tidak bisa juga melakukan intervensi. Namun pembelajaran untuk negeri ini;
Arab sama juga negara lainnya. Hanya saja menjadi tempat kelahiran Muhammad dan ada pusat agama di sana. Bedakan entitas politik dan agama. Ini berbeda. Arab Saudi sudah melakukan itu. Bangsa ini yang perlu diedukasi untuk bisa berlaku yang sama.
Kedatangan King Salman, dielu-elukan. Konon janji tinggal janji soal investasi, padahal kehebohannya sudah luar biasa. Sambutan seolah segalanya.
Konon juga kalau memberi pernyataan ngasal. Contoh penambahan quota, pers sudah menulis, realisasi gak ada. Ribet.
Sikap ini penting, merasa setara, bukan inferior, dan mudah tersinggung kala keberadaan pemerintah Saudi dikritis. Beda dengan agama, ini yang perlu dicamkan. Apalagi malah nanti nyalahin pemerintah dan negara sendiri.
Menjaga negara tetap aman itu hak setiap bangsa. Jangan malah menyalahkan negara sendiri atas perilaku bangsa lain. Cerdas dan bedakan keberadaan segala sesuatu pada porsinya.
Salam penuh kasih
Susy Haryawan
Ibadah bersyarat tuh. Gak boleh?
Ibadah jga perlu nalar