AHY-Demokrat, Korupsi Penajam Paser Utara, dan Kehendak Baik

Korupsi Bupati Penajam Paser Utara, menyebut elit Demokrat menerima aliran dana. Media dan netizen serta pengamat mengarah ke AHY dan pusat, inti  Demokrat. Usai Angelina Sondaag bebas dan takut mengungkap di balik kasusnya, karena konon ada ancaman.

Korupsi atau maling kelas ini tidak akan mungkin sendirian. Nah, konsep Jawa, tiji tibeh, tiba siji tiba  kabeh, jatuh satu, jatuh semua ternyata susah terjadi. Cenderung malah menumbalkan salah satu, biasanya jelas bawahan, atau yang lemah.

Jika bisa demikian, tentu akan bersih dari penyakit yang paling nista ini, namun apa daya, bahwa maling kelas ini justru merasa bangga, terhormat, dan baik-baik saja. Tidak merasa berdosa, malah semakin pinter maling, serasa semakin keren.

Mirisnya adalah, ketika negara yang paling religius, wong ngaji di jalan, tiap waktu hidup religius, keagamaan demikian getol, namun maling masih laju. Malah salah satu, almarhum terpidana korupsi yang mengatakan, itu rezeki dari Allah tidak boleh ditolak.

Dikit-dikit penistaan agama, demo berjilid membela agama atau Tuhan, tetapi korupsi merajalela dengan sangat vulgar. Agama semata label, ritual belum sampai amal dan menjadi gaya hidup. Agama semata  ayat suci bukan hidup suci.

Ayat-ayat suci hanya disitir namun tidak memperbaiki mutu hidup. Munafik yang sudah mendarah daging. Kadang sudah tidak tahu lagi mana yang baik dan buruk.

Negeri ini sudah krisis mental ketika hidup religius tidak sebanding dengan kejahatan sosial yang demikian berkembang dengan luar biasa. Angka korupsi yang tidak pernah brkurang, yang OTT masih marak, dan anggaran yang kacau balau.

Transparansi yang belum mendapat tempat terhormat. Malah banyak penghalang. Pekerja keras dicaci maki. Pecundang dipujapuji. Ini  kalau kanker kronis yang perlu kemoterapi, perlu tindakan tegas dan keras.

Faktanya tidak demikian. Malah saling melindungi dan pembelanya demikian banyak. Negeri mafia yang tidak ksatria ketika bertanggung jawab saja tidak berani.  Peran agama di mana?

Miris, apalagi ketika maling merasa baik-baik saja dan merasa pahlawan. Gusti ora sare.

Salam penuh kasih

Susy Haryawan