5 Alasan ini Menjadi Tanda Siapa yang Ditakuti Angelina dan Nazarudin

Dalam sebuah wawancara televisi, Angelina Sondakh mengaku kalau korupsi tidak akan pernah sendirian. Hal yang sangat wajar, apalagi ia hanya seorang anak buah, mau di dewan ataupun di partai. Sangat menarik adalah, mengenai pengakuannya, bahwa anaknya mendapatkan ancaman. Tentu tanpa menyebut siapa yang mengancam.

Nazarudin kolega Angelina Sondakh juga mengatakan hal yang sama. Kondisi tentu berbeda. Ia, Nazarudin mengingatkan SBY. Bosnya di partai Demokrat, SBY jangan menyentuh anak dan istri saya, kata Nazarudin. Ada nama disebut, namun ia adalah orang nomer satu di negeri ini kala itu.

Nah, kelihatannya ada sebuah benang merah, di mana mereka semua ketakutan.   Antazari Azhar juga sama saja. Publik sudah menanti, karena dia sudah mengatakan akan membongkar siapa dalang di dalam kasusnya. Di mana ia dipidana pembunuhan, namun begitu banyak kejanggalan dalam peradilan terungkap.

Mengapa begitu takutnya mereka memperjuangkan keadilan dan kebenaran?

Pertama, tentu melibatkan orang sangat gede dan kuat. Lihat saja, ketua KPK, anggota DPR., elit partai penguasa, semua jerih.  Tentu saja orang sangat besar, berkuasa, dan memiliki jaringan yang sangat luas. Tentu tidak hanya sekelas anggota dewan daerah, gubernur, atau malah bupati. Jelas lebih gede lagi.

Tidak banyak atasan mereka, apalagi yang memiliki kuasa sampai mereka hanya menyebutkan nama saja sudah ketakutan. Sangat besar dan memiliki kuasa dan jaringan tentu saja.

Kedua, siapa yang  mengancam? Ya jelas yang dalam satu lingkaran. Pihak lain yang tidak ada keterkaitan dan mendapatkan keuntungan untuk apa mengancam? Artinya, siapa mereka atau dia itu relatif gampang ditemukan. Ada di kisaran mereka sendiri.

Ketiga, mereka waktu itu penguasa, karena Nazar dan Angelina Sondakh bisa   terjerat korupsi tentu ketika menjadi penguasa. Oposan sangat susah mendapatkan bagian kue. Nah, kekuasaan kan sudah beralih, artinya sangat mungkin untuk diusut dan bisa untuk sarana bersih-bersih dari penyakit akut yang namanya korupsi.

Keempat, idealnya penegak hukum, terutama KPK bisa mengurus ini. Jangan lupa, korupsi pasti ada jaringan dan kerja sama. Ke mana saja uang itu mengalir. Apalagi ada ancaman.  Dua masalah hukum yang kudu diselesaikan dan dipertanggungjawabkan.

Kelima, kejujuran dan taat azas kemudian kehendak baik sangat rendah. Hukum yang masih bisa diperjualbelikan, dan pribadinya suka slinthutan, klop sudah. Pantas tidak selesai-selesai kasus maling berdasi ini.

Susah, ketika ancaman, pembunuhan, intimidasi masih bisa untuk menyembunyikan kebenaran. Miris, negara yang mengagungkan agama, bahkan ngaji di jalanan saja bisa. Namun maling masih merajalela dengan leluasa.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan