Letnan Jenderal Dudung Abdulrahman KSAD?
Sore ini DPR telah ketok palu kalau Jenderal Andika Perkasa calon tunggal Panglima TNI tinggal pelantikan dan sumpah jabatan. Nah, posisi penting yang ia tinggakan ini sangat menarik, siapa yang akan menempatinya.
Netizen sudah mulai mengulik dan media arus utama juga telah melakukan telaah mengenai jabatan strategis ini. Beberapa nama, terutama bintang tiga di matra darat sangat terbuka peluang untuk menjadi orang nomor satu di Angkatan Darat dan menyandang bintang empat.
SBY dan Prabowo saja tidak pernah menyandang jabatan prestisius itu, apalagi Jokowi dan AHY. Pantas kan kalau prajurit AD bermimpi untuk menjadi pucuk pimpinan di militer itu.
Salah satu yang menjadi rising star dan idola publik adalah Pangkostrad, Letjend Dudung Abdulrahman. Massa senang karena reputasi yang ia tunjukkan kala menghadapi FPI yang saat itu menjadi musuh publik. Seolah tidak ada yang mampu menertibkan dan bisa mengatur keadaan, sepulang Rizieq Shihab dari kabur bertahun-tahun.
Seolah eforia dan bahkan membawa korban kapolda dan kapolres. Massa FPI seolah-olah melebihi hukum. Baliho di mana-mana, dan para politikus genit sudah pada main mata, ada yang sudah sowan, ada yang berencana dengan gagah perkasa, dan ujungnya menyerah ke Polda Metro Jaya, dan hingga kini di bui.
Keberaniannya bersikap atas perilaku ultrakanan layak diacungi jempol. Bagaimana ia dengan tegas dan lugas mengatakan, bubarkan FPI dan itu terjadi. kolaborasi apik dengan Panglima TNI yang telah menunjukkan sikap tegas pula dengan prajurit dan keluarga yang berafiliasi dengan kelompok ini.
Pembersihan aparat, utamanya militer, terkhusus AD makin mudah dan lebih kuat. Pembusukan dari dalam ini dengan pembiaran selama ini perlu kerja keras dan ekstraserius. Jangan sampai negara yang kaya raya dan besar ini rusak karena keinginan pihak-pihak tertentu yang abai akan keberagaman negeri ini.
Ingat, ini bukan soal benci atau sensi agama, sama sekali tidak. Masalah, bagaimana bernegara yang taat azas dan konsensus. Pancasila telah menjadi keputusan bersama para pendiri bangsa. Jangan sampai keinginan pihak tertentu yang berlawan dengan itu, dengan dalih demokrasi kemudian mengacokan tatanan bernegara yang sudah baik.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan