Logika Pejabat ala Raffi Ahmad

Logika Pejabat ala Raffi Ahmad

Entah apa namanya, ketika  pejabat hanya bermodal tenar, banyak penggemar, dan uang, mengabaikan pendidikan dan kapasitas ya seperti ini yang terjadi. Bagaimana tidak, saat ada kehebohan, ada yang menerobos kemacetan dengan pengawalan, nomor kendaraan mewah RI 36.  Beberapa hal “aneh” yang layak diulik sebegai berikut:

Usai beberapa hari si pihak yang terkait, pengguna kendaraan dengan plat RI 36 itu baru mengaku bahwa itu kendaraan dinasnya. Mengapa sampai berhari-hari baru mengaku, padahal sangat mudah netizen mencari di google juga pasti dengan gampang ketemu. Eh di pemangku kendaraan itu baru mengaku, tanpa meminta maaf.

Udah begitu lebih lucu lagi adalah, pejabat itu mengaku tidak di dalam kendaraan, hanya berisi berkas yang diambil. Sama sekali tidak ada kaitannya, lha emang pengawal, staf, atau siapa saja tidak bisa lebih cepat misalnya menggunakan motor, atau ojek kan jauh lebih praktis, tidak akan terlihat adanya arogansi.

Pengawalan kan pada pejabat, sehingga bisa sampai tempat tujuan tepat waktu. Lha ini berkas, kan bisa banyak cara lain, tidak perlu keamanan dan kecepatan sebagaimana manusia. Aneh dan tidak logis sama sekali. Hal ini sama juga dengan mobil ambulan tanpa pasien atau mobil jenazah tanpa membawa mayat untuk dibawa ke rumah duka atau makam, mereka mobil kosong yang balik mengantar pasien atau mayat, tidak perlu mendesak dan menggunakan sirine ataupun pengawal bukan?

Lebih aneh dan tidak logis lagi ketika malah mengatakan, bahwa pihak yang memviralkan video sudah meminta maaf. Lha yang arogan, salah, memaksakan meminta hak siapa, malah yang minta maaf siapa pula. Sama sekali tidak bisa diterima nalar.

Jangan sampai hal-hal konyol seperti ini menjadi kebiasaan dan malah seolah baik-baik saja. Bagaimana perilaku pejabat tinggi negara itu harus mencerminkan kedudukan dan jabatannya. Kali ini sudah beberapa kali memperlihatkan mutu yang maaf rendah dari jajaran cabinet pemeritahan kali ini. Jika ditambah dengan Lembaga negara seperti kepolisian, Kementerian, kog memprihatinkan apa yang mereka, baik pribadi atau Lembaga ini, sebagai wajah negara dan bangsa Indonesia.

Seolah retret yang diadakan di awal pemerintahan kemarin hanya sebuah gimmick atau gegayaan yang tidak memberikan makna mendalam apalagi baik bagi keberadaan mereka sebagai figure yang layak memberikan contoh.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan