SBY Ingusan
SBY Ingusan
Kemarin, ramai mengenai AHY yang tertelikung oleh Cak Imin dengan pelaku utama Anies Baswedan dan Surya Paloh. Kemarahan SBY begitu keras. Padahal ia juga pernah melakukan hal yang identik. Toh Megawati waktu itu tidak sekeras itu kemarahannya. SBY lagi ngundhuh wohing pakarti.
Konon, dalam sebuah berita yang sudah dihapus oleh redaksinya mengatakan, jika Anies Baswedan menolak AHY karena masih ingusan. Mayor yang tidak memiliki pengalaman sama sekali untuk kancah sekelas pilpres.
Menarik adalah reaksi SBY, ingat SBY, lha kenapa yang rapat dan konpres tidak langsung bukan ketua umum, namun majelis tinggi. Siapa sebenarnya yang ingusan itu, AHY atau SBY?
Reaksi berlebihan, bukan sekadar memberikan tanggapan, namun sampai ke mana-mana, membawa Allah, Tuhan, sampai pak lurah, itu bukan ciri orang dewasa. Padahal status Pak SBY itu sudah sepuh. Melihat aksi dan reaksinya kog malah ingusan ya.
Lha bagaimana rasa syukur kog berbarengan dengan kecurigaan. Di mana peran Tuhan yang ia nyatakan lebih dulu. Ini bukan ciri orang dewasa bukan?
Merasa dirugikan, mendapatkan ketidakadilan, merasa dikhianati, dijegal, dan seterusnya. Lagi-lagi ini sikap kanak-kanak, ingusan. Kala kanak-kanak kita pasti ingat bukan jika kalah bermain, kita merasa pihak lain curang, rekannya tidak adil, melakukan pengeroyokan, dan seterusnya. Lagi-lagi ini adalah khas anak ingusan, bukan orang dewasa.
Pribadi dewasa tidak akan pernah memperlihatkan prestasi, capaian, dan pengalamannya. Ingat falsafah padi bukan? Nah, hanya orang ingusan yang akan mengatakan, lebih berpengalaman, sudah ikut pilpres dua kali dan sukses. Ingat, rekam jejaknya begitu mudah dibuka bagaimana reputasinya.
Jangan lupa ini era informasi, bukan zaman batu yang demikian susah untuk mencari kebenaran atau bantahannya. Lha sekarang semenit pun akan keluar begitu banyak data mengenai perilaku SBY.
Pribadi ingusan pasti akan kemudu-mudu, tergesa-gesa memberikan respons. Alias responsif, ini yang terjadi dengan SBY. Langsung berkumpul dan marah-marah, menuding siapa saja yang dianggap sebagai biang kerok atas kejadian itu.
Padahal sangat mudah, melihat, reputasi SBY dan AHY itu sangat tidak meyakinkan, jangan arogan merasa diri super dan pihak lain pada posisi di bawah. Ini alam demokrasi, siapa kuat dan tenar, mengena di hati rakyat, ia yang akan menang.
Kekuatan klaim semata tidak cukup untuk mempengaruhi persepsi publik. Belum lagi elit yang asal bapak senang.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan