Polisi Arogan Atau Sopan, Mosok Gak Bisa Bedain?
Polisi Arogan Atau Sopan, Mosok Gak Bisa Bedain?
Menarik apa yang viral di media social. Ada tayangan bagaimana polisi dan polwan mendatangi seseorang yang sedang makan. Lepas konteks dan kejadian yang utuh, bagaimana polisi ini meradang karena si pihak lain malah asyik makan, ketika mereka yang terhormat ini bertanya.
Si polwan bahkan terlihat tersinggung karena ketika rekan atau atasannya bertanya dijawab sambil makan. Lha ini mereka, si polisi datang, memang yang ditanyain itu sedang makan. Berbeda jika mereka sudah berbincang, kemudian memesan dan asyik makan. Keliru, tidak sopan, dan arogan.
Beberapa hal laik diulik adalah,
Bagaimana mereka terlihat mau dihormati. Aparat negara itu abdi Masyarakat, bukan sebaliknya. Mendorong, meminta dihormati, padahal sependek video, mereka, si polisi yang mendatangi rakyat yang lagi makan. Salahnya di mana, Ketika ada warga makan ditanya, harus berhenti makan? Apakah kondisi makan karena seharian belum makan mereka pahami? Bagaimana jika yang ditanya pingsan karena lapar dan ketakutan?
Bagaimana mereka menghadapi maling ayam, atau copet, jika menghadapi warga yang tidak ada masalah saja begitu arogan dan songongnya? Perilaku yang harusnya mereka berikan contoh dan keteladanan terlebih dahulu.
Klarifikasi pihak kepolisian mengatakan, bahwa para polisi menegur para peminum miras di sana. Teguran lisan yang diberikan karena tidak sopan, mengangkat kaki, mengacuhkan, dan membuang puntung rokok ke arah petugas. Mosok sih?
Mana ada berani warga salah, minum miras, malah membuang puntung rokok ke arah petugas? Lha lagi dicuekin saja ngamuk, apalagi dilempar punting rokok? Sama sekali tidak masuk nalar.
Lhah ditoyor karena sambil makan saja langsung takzim, tangan di antara paha, mosok berani melempar puntung rokok. Jauh lebih percaya video dari pada tanggapan Lembaga Polri.
Mengangkat kaki, lha mosok si perekam tidak melihat atau memasukkan video itu dalam rekaman yang diupload? Mosok diedit, kata dan kalimatnya jelas akan tidak nyambung.
Hal-hal demikian lho yang membuat aparat ini menjadi keparat dalam kaca mata publik. Salah ya akui salah, jangan ngeles kayak bajaj. Akui saja, perbaiki, dan beri support atau teguran yang selaras, berimbang, dan wajar selalu saja pihaknya benar, pihak lain salah atau minimal salah paham.
Hal yang membuat negeri ini tidak berkembang jauh, tidak mau mengakui kesalahan. Selalu merasa benar, dan pihak lain salah. Ironis.
Sopan atau arogan itu sudut pandang, namun toh ada sisi irisan universal yang tidak akan bisa diputarbalikkan. Jangan merasa diri lebih dari Masyarakat, pun sebaliknya. Rakyat akan segan, respek pada apparat jika perilakunya layak dihormati.
Asumsi, persepsi, bahkan apriori melihat layanan public, termasuk polisi wajar, karena apa yang ditampilkan dan ditangkap dengan semestinya oleh public. Menjembatani hal ini harus dimulai dari pelayanan prima dulu, baru meminta Masyarakat untuk respek pada mereka.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan