PSSI Sukses Naturalisasi, Kemenkes Kepincut Melakukannya
PSSI Sukses Naturalisasi, Kemenkes Kepincut Melakukannya
Suka atau tidak, timnas PSSI menjanjikan dengan merekrut pemain bola yang memiliki darah keturunan Indonesia. Mereka rata-rata bermain di luar negeri, postur tubuh lebih gede, tinggi, dan skil bermain bolanya di atas rata-rata pemain Indonesia kebanyakan. Buah dari itu semua sudah terlihat.
Masuk putaran final piala Asia dan lolos fase grup. Padahal biasanya hanya penggembira. U23 bahkan bisa sampai semi final, mengalahkan klub-klub langganan Piala Asia U 23. Korsel saja bisa ditumbangkan. Pun Australia, biasanya jerih duluan melihat mereka ini. level senior masih memiliki asa lolos tahap ketiga. Posisi masih nomor dua, padahal dulu-dulunya jadi lumbung gol oleh negara jiran. Kini melawan Vietnam saja bisa menang di kandang lawan.
Dulu-dulu dengan Philipina saja sudah was-was para penggemar timnas Indonesia. Kini malah penuh harapan bahwa bisa menang dengan sangat baik. Optimisme merebak, bahkan harga tiketnya pertandingannya naik luar biasa.
Kondisi yang menggembirakan itu menjadi inspirasi bagi Kemenkes, di mana akan mengizinkan dokter asing masuk ke Indonesia. Batasan dua tahun dan diperpanjang dua tahun lagi. Maksimal empat tahun bisa praktek di Indonesia.
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, bahwa dengan adanya dokter asing masuk Indonesia untuk meningkatkan kemampuan dokter-dokter dalam negeri. Sebagaimana pemain asing yang dijadikan pilar timnas, membuat banyak pemain lokal dan pelatih lokal mengapresiasi. Mereka mengatakan persaingan sehat akan membuat pemain lokal mau bekerja keras dan berani menampilkan apa yang terbaik yang mereka mampu.
Akan sama, komentar para dokter dan juga pengamat yang merasa terusik kenyamanannya untuk mengatakan, bahwa kedatangan dokter asing akan membuat peluang dokter lokal kehilangan kesempatan. Identik bukan dengan pemain yang sudah merasa puas.
IDI juga akan berkurang tajinya. Selama ini mereka ugal-ugalan dalam menampilkan kuasanya, bahkan merekalah yang bak memiliki kewenangan kuasa maut atas hidup para dokter. Padahal tidak perlu juga demikian. Belajar dari profesi wartawan dan advocat, begitu ada federasi, serikat, atau perkumpulan yang sama, mereka tidak lagi bisa seenaknya sendiri.
Sekali dayung dua pulau terlampaui. Masuknya dokter asing akan meningkatkan daya saing para dokter di Indonesia untuk tidak cepat puas dan berani bersaing untuk bisa mendapatkan kompetensi lebih.
Kekuasaan IDI bisa terkoreksi sehingga ikatan itu menjadi lebih sehat dan dunia kesehatan di Indonesia akan ada perbaikan secara signifikan. Suka atau tidak, begitu pelik persoalan kesehatan di Indonesia. Lihat masa covid beberapa waktu lalu.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan