Anies ke Mana?
Banjir 2021 kali ini memang melanda banyak tempat. Anies Baswedan menjadi sorotan karena pernyataannya sejak lama. Merasa seolah lebih pinter membuatnya kini banyak dituntut.
Pilihannya menolak normalisasi dan mengganti dengan naturalisasi. Menyatakan sunatullah air ke bumi bukan ke laut. Membatalkan gorong-gorong raksasa, padahal Surabaya mampu menyiasati dengan cara itu.
Janji politik tanpa menggusur, ternyata tidak juga memiliki konsep dan terobosan yang lebih jitu. Muaranya adalah bencana bagi semua orang. Kerugian material yang harus kembali membangun, negara yang nombok.
Kali yang awalnya lebar, dalam, dan tanpa banyak sendimentasi, mampu mengalirkan air ke muara. Kini, sudah banyak endapan, lebar berkurang karena aneka kepentingan, kapasitas jelas jauh berkurang. Wajar jika air meluap ke tempat yang rendah.
Solusi jangka pendek jelas pengerukan. Menjaga aliran tetap lancar, dengan mengurangi hambatan yang sekiranya ada. Persoalan klasik, pintu air kotor. Pompa tidak optimal karena tanpa perawatan. Buat apa buku manual, jika hal teknis saja tidak dilaksanakan dengan segera.
Apa susahnya meniru cara Surabaya Darpada membiarkan warga Jakarta menderita dikepung banjir. Minimal bisa mengurangi. Selamat pagi, Mas Susy.
Setuju Ibu 🙂
Setuju pakai banget
Salam sehat Ibu