Puasa dan Iblis Diikat

Pagi-pagi membaca media sosial jadi heran. Dalam sebuah grup penulisan misteri dan horor, ada yang menayangkan, si penulis melihat hantu. Komentar pertama mengatakan goblog. Dalam penjelasan selanjutnya si komentator mengatakan Bulan Ramadan, iblis dikerangkeng, jadi si penulis goblog.

Miris. Tidak bisa disangkal, jika pemain media sosial ada yang memang masih minim pendidikannya.  Toh itu bisa terlihat dari gaya bahasa, penulisan, dan cara berkomunikasi. Nah, komentator ini keknya bukan kalangan kurang pendidikan.

Masuk pada golongan moralis yang maaf cupet ilmu. Apa yang terjadi adalah, bisa dicermati sebagai berikut;

Iblis dikerangkeng itu kan sebuah pengajaran, untuk membuat orang tidak khawatir akan puasanya. Biar fokus dan tidak kepikiran godaan. Awalnya pengajaran, penyemangat, dan memberi motivasi.  

Sederhana kog, jika memang si penggoda apapun namanya itu, mau iblis, setan, malaikat tersesat, atau apapun tetap bebas. Lihat saja, bagaimana ngamuk hanya karena melihat warung buka. Meradang hanya karena orang makan di depannya.

Ini lho yang dimaksud dikerangkeng. Ikatlah nafsumu, minimal nafsu ngamuk dan minta dihormati. Sesederhana itu. Si penggoda tetap bebas berkeliaran. Namun fokusnya ke mana?

iblis

Ketika intensi, fokus, dan kehendaknya adalah ibadah, ya ke sana, mengapa malah melonggok ada gak ya godaan, ini sih namanya menggoda diri, jatuh ya wajar. Sama juga naik motor malah berdiri atau bleyer dan jatuh. Tidak salah motor atau jalannya, namun cara berkendara yang salah.

Memilukan, ketika itu dikatakan, diyakini, dan dijadikan pedoman oleh orang dewasa. Bagaimana bisa menyalahkan pihak lain atas kegagalan sendiri. Ini persoalan serius, namun seolah biasa dan normal.

Kedewasaan beriman itu penting. Salah satu ciri pribadi dewasa adalah bertanggung jawab. Berpuasa itu tanggung jawab. Menanggung lapar dan haus terutama nafsu yang bisa membuat itu semua gagal. Lha memaki, mengeluh warung buka, malah mengamuk, di mana puasanya?

Sabar dan berpengehatuan itu juga kedewasaan.  Menyalahkan pihak lain, jelas bukan sabar dan memiliki pengetahuan. Ini malah menjadi pintu si penggoda masuk.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan

Leave a Reply