Sesat Pikir Anies Baswedan Diasuh Pastor Bersama Istrinya

Sesat Pikir Anies Baswedan Diasuh Pastor Bersama Istrinya

Usai menerima pembaptisan namun angka hasil survey stagnan, padahal mereka, tim politiknya tahu persis suara lain tidak bisa diraup lagi. Melepaskan diri dari label bapak politik identitas makin berat peristiwa ngaco “pembaptisan dan nama Yohanis” sama sekali tidak membantu. Cenderung menjadi bahan ledekan dan cemoohan yang menggerus keterpilihannya.

Pernyataan, klaim, pengakuan didukung oleh uskup Se-Jabodetabek, jelas-jelas ngaco, karena uskup hanya ada di Jakarta, Bogor, serta Bandung kalau kawasan itu. Mana ada   Keuskupan Depok, Keuskupan Bekasi. Jelas-jelas ngasal, dan waton kelihatan mentereng, tanpa mau tahu apalagi belajar kekayaan negeri ini. Padahal sederhana dan itu tidak merusak iman sama sekali, kalau tahu keuskupan itu apa.

Kini, malah lebih ngaco lagi. Coba kalau rival mereka, pasti akan mengerhkan massa untuk demo berjilid-jilid. Pengalaman membuktikan. Peristiwa Ahok dan keuntungan politis yang diperoleh jauh  lebih besar dari apa yang telah klaim akui menjadi anak asuh pastor Gereja Roma Katolik.

Sesatnya di mana?

Pertama, jika ia mengaku pastor saja sangat mungkin tidak akan menjadi polemik. Kecuali memang mau menciptakan kekisruhan dan menjadi perbincangan terus. Pastor juga menjadi sebutan untuk pemuka agama Kristen Protestan. Bisa jadi mereka yang menampung mahasiswa dari Indonesia.

Kedua, mau biarawan atau diosesan, tidak ada pastor Gereja Katolik tinggal di rumah. Pasti di pastoran namanya. Lagi-lagi ini adalah klaim yang sangat ngaco.

Ketiga, mengaku diasuh oleh pastor dan istrinya. Lagi-lagi menggunakan sebutan Gereja Katolik. jelas-jelas itu tidak mungkin, ada pastor Gereja Katolik  ada istri. Maunya mengatakan latar belakang pluralis, namun jelas tidak berdasar. Alias ngasal.

Keempat. Jika benar dalam asuhan orang atau pemuka Gereja Katolik, jelas sudah akan dia pakai terus untuk meluruhkan label bapak politik identitas. Selama ini tidak ada sama sekali pernyataan demikian. Mosok tiba-tiba mengaku bahwa diasuk pasangan Pastor Gereja Katolik.

Mengapa Pastor Gereja Katolik yang dipakai sebagai aku-akuan?

Pasti orang Gereja Katolik, apalagi awamnya, wong hirarkhinya saja pasti diam saja, sok religius atau saleh mengaku pengampunan, padahal aslinya takut. Lihat saja kalau ada konflik beribadah atau pendirian rumah ibadah, pembubaran ibadah, jika berkaitan dengan Gereja Katolik pasti diam, pengampunan, dan tidak ada reaksi yang semestinya.

Berbeda jika menggunakan klaim gereja lain, bisa dibantai habis-habisan. Tentu ini sudah dipertimbangkan, nyatanya diulang-ulang.

Mestinya, jika menggunakan terminologi ini sudah penistaan.  Mengapa? Pastor Gereja Katolik punya istri itu penistaan dan pelecehan.

Mengedukasi warga menjadi penting, bukan soal penistaan atau bukannya, namun politikus kudu mampu bekerja bukan semata menciptakan sensasi tidak berkelas.  Miris cita-cita gede tapi modal cupet, maksa lagi.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan