Sisi Lain “Menyerahnya” Rizieq Shihab
Hari ini, Rizieq Shihab menyerahkan diri kepada pihak kepolisian. Usai “berkejaran” dengan polisi, toh ujungnya keder juga. Cukup mengherankan, ketika berorasi seolah tidak akan ada hukum dunia yang mampu menghentikannya. Sumpah serapah termasuk dalam doa pun biasa. Presiden saja menjadi bahan olok-olokan, apalagi hanya sekadar polisi dan kena batunya menghina TNI.
Jawaban TNI lugas dan jelas, menurunkan baliho sebagai representasi keberadaan dan arogansi dari ormas ilegal ini. Keberanian yang menular ternyata. Sikap daerah menjadi sama berani dan bahkan menginjak-injak gambar si Rizieq selain menurunkannya. Penolakan rencana safarinya melengkapi masa keemasan Rizieq dan FPI selesai.
Ada beberap hal yang layak dilihat lebih mendalam,
Pertama, adanya keberanian itu dipantik oleh ujaran Nikita Mirzani yang dijawab dengan arogansi oleh Soni dan Rizieq sendiri. Tudingan sangat kasar dan cenderung tidak beradab itu membuat orang malah simpati kepada artis kontroversial itu dan menjadi makin keras kepada Rizieq Shihab dan kalangan mereka secara umum.
Pangdam Jaya juga menguatkan keberanian dan sikap menentang Rizieq demi penegakan hukum. Penurunan baliho dan mengatakan pengganggu NKRI akan berhadapan dengan TNI. Polisi dengan kapolda baru juga bersikap senada. Langsung menaikan status tersangka tanpa berpanjang kali lebar.
Sikap tegas kami tidak ada panggilan atau undangan, akan kami tangkap di manapun berada menjawa kedatangan pengacara yang sudah kehabisan cara. Pembelaan oposan baik Emha, Zon, dan kawan-kawan tidak ada manfaatnya.