Si Biru Gabung KIB Nasib Anies Baswedan Berantakan

Pilpres masih satu tahun lebiiiih, toh tensinya sudah mulai naik. Apalagi ada parpol dan calonnya yang begitu ngebet sangat dini. Ada Anies Baswedan yang bersafari politik sejak lengser dari jabatan gubernur. Nasdem selaku parpol pun melakukan tindakan yang sama. Padahal pendaftaran saja belum namun seolah sudah kampanye.

Cukup memanaskan keadaan, ketika banyak bakal calon pasangan, alias bacawapres yang sudah disambangi dan mengunjungi partai atau si calon. Toh semua masih mentah. Pernah dengan sangat PD mau deklarasi 10 November. Eh menjelang 10 Desember saja belum terwujud.

Makin memanas, usai Airlangga Hartarto, Ketua Umum Golkar, yang cukup adem ayem dalam gelaran 24 mendatang, mengatakan, bahwa akan ada warna biru mau  merapat ke KIB. Sangat memanaskan situasi. Biru itu milik PAN, Nasdem, dan Demokrat. Padahal PAN sudah ada dalam KIB. Masih tersisa dua, yaitu duo demokrat.

Nasdem sangat  kecil kemungkinannya, meskipun dalam politik tidak ada yang tidak mungkin. Bisa saja terjadi. Namun lebih   masuk akal itu Demokrat. Mengapa?

SBY itu orang yang tidak bisa ditolak. Anies Baswedan terang-terangan menolak AHY yang dinilai tidak cukup kuat dalam elektabilitas. Padahal sudah terbukti dari hasil survey Kompas, yang masih cukup tepercaya. Demokrat, SBY makin pede dan merasa kecewa, bahkan bisa jadi sakit hati.

Survey yang menempatkan pada posisi tiga besar, tentu saja membuat makin yakin untuk berani meninggalkan Anies Baswedan yang memang tidak cukup menjanjikan dari hari ke hari. Berbeda dengan suara Demokrat yang malah meningkat.

Demokrat partai yang sudah pernah memegang tampuk pemerintahan. Tentu enggan dong didikte Nasdem yang belum berpengalaman. Pun demikian dengan sikap Anies Baswedan.

Implikasinya bagi Nasdem dan juga pencalonan Anies Baswedan. Layu sebelum berkembang. Suara jelas sangat kurang. Apalagi jika PKS juga membelot. Bubar jalan, deklarasi kepagian yang tidak membawa dampak lebih lanjut bagi kedua belah pihak.

Parpol-parpol lain jelas menunggu dengan nada cemas melihat sepak terjang calon dari partai besutan surya Paloh ini. Sekian lama  tidak ada pergerakan yang cukup signifikan. Sekadar klaim dan laporan-laporan sepihak yang sangat lucu.

Jika mungkin salah satu dari ketiga parpol yang sudah menjalin komunikasi intensif ini mundur, batas ambang pencalonan sangat kurang. Pernyataan ketua umum partai penguasa Orba ini bisa jadi hanya perang opini, sehingga ketiga partai saling curiga dan kemudian pecah kebersamaan.

Politik, kejadian demikian sih sangat biasa. Terjadi demikian itu sudah wajar. Waktu itu sangat penting. Maunya cepat malah kelewat, dalam bahasa Jawa, kebat klewat.  Bisa jadi sudah “kampanye”, keliling-keliling, nyalon saja tidak bisa.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan

Leave a Reply