Tugu Sepatu Anies Baswedan, Sebuah Kesengajaan, Politik Cemar Asal Tenar
Tiba-tiba pembicaraan dikagetkan dengan munculnya monumen sepatu. Apa sih kaitan Jakarta dengan sepatu? Berbeda jika itu adalah Cibaduyut Jabar atau Magetan Jatim, memang sentra sepatu. Jakarta, mosok mau buat patung jalanan macet atau banjir? Kan gak lucu, dan juga susah.
Mengapa begitu sulitnya menangani kekacauan Jakarta dan gubernur ngaco itu?
Demikian banyak kepentingan oposan yang bersama-sama ada di belakang Anies Baswedan. Ia satu-satunya harapan untuk bisa melampiaskan sakit hati bagi yang kalah dalam segala hal atas Jokowi. Ia juga satu-satunya tokoh ideologis yang menjanjikan untuk bersama-sama dalam satu barisan bersama anak ayam yang kehilangan induk. Radikalis dan ultrakanan.
Ia lupa, partnernya dulu, Sandi, begitu ngaconya dalam pilpres, apa yang terjadi? Ya kalahlah. Publik itu sudah pinter, sayang bahwa elit seperti Anies Baswedan ini tidak berubah karena memang tidak punya kapasitas.
Kemenangan di Jakarta ia anggap sebagai sebuah prestasi, kerja keras dan cerdasnya. Lupa, bahwa karena Ahok yang dijadikan sasaran tembak banyak pihaklah ia bisa melaju. Tanpa kasus penistaan agama, mana bisa menang.
Tapi, perlu diingat, bahwa banyak pula publik yang masih mudah dikelabui dengan ayat, kata-kata santun namun omong kosong. Apa iya masih mau dipercaya model demiikian?
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawa