Usai SBY Turun Gunung, Anies-AHY, Mengapa?
Menarik pergerakan partai gurem bernama Demokrat ini. Mantan presiden minim capaian merasa paling keren ini menimang anaknya menjadi penerusnya. Yang dilakukan hanya menghantam Jokowi setiap saat.
Padahal begitu banyak isu dan keprihatinan bangsa dan negara ini. korupsi alias maling berdasi, polisi kaya raya, ASN dan birokrat berkarat, radikalis dan politik identitas. Masalahnya mereka ada di pusaran itu semua.
Beberapa hal layak dicermati menjadi alasan Demokrat antiPrabowo,
Satu, isu Prabowo mengatakan pemikiran mayor, pas pilpres 2019, membuat SBY sakit hati. Toh sampai detik ini belum mampu membuktikan ia mampu berpikir dan bertindak besar, selain di ketek peponya. Survey pun masih sama saja usai bertahun-tahun, pastinya post 2017.
Dua. SBY enggan mantan menantu Cendana ini juga menjadi presiden. Tentara yang boleh menjadi presiden angkatan 70-an ya SBY sendiri. Bau berikutnya adalah anaknya. Jangan sampai ada tentara lagi jadi presiden. sikap kekanakkan SBY kentara sekali.
Padahal demi bangsa dan negara mengapa kepentingan sendiri yang dijadikan pedoman. Kala negara membutuhkan, siapapun itu yang terbaik bagi negeri. Eh ya wajar namanya juga egoisme kekanak-kanakan.
Tiga, aneh dan lucu sebenarnya, partai mercy kan mengaku nasionalis, kog berasyik masyuk dengan pionir politik identitas. Jauh lebih pas dengan Prabowo, meskipun sebenarnya juga 11 12, wong pilkada DKI 17 brutal atas ulah jenderal yang redup karena orde reformasi itu. Jangan lupa Anies-Uno itu pengusungnya juga partai nasionalis berlambang garuda.
Empat, jelas memperlihatkan visinya sekadar jabatan, kursi, kekuasaan, dan bukan bangsa dan negara sebagai tujuan. Pokok menang, tanpa mau tahu dengan prestasi. Keduanya sama sekali bukan orang yang sukses dalam karya mereka.
Lihat saja Anies dengan pengelolaan Jakarta yang amburadul dan tanpa konsep. Asal bukan Jokowi-Ahok menjadi fokusnya. Jakarta mundur berpuluh tahun di tangan orang yang hanya bisa beretorika ini. Sama sekali tidak ada kemajuan yang signifikan.
Setali tiga uang dengan AHY yang tidak memiliki rekam jejak kesuksesan. Maka tidak berani merangkat dengan menjadi bupati-walikota dulu, ala Gibran-Bobby, atau Jokowi.
Kelima. Keduanya jelas mereka berdua ini pasangan yang penuh kepentingan diri atau kelompok. Orang yang begitu juga akan mencari dan menemukan yang setipe. Susah akan memperoleh pribadi yang memiliki visi yang lain.
Mau narasi ketidakadilan, curang, atau apalah, buktikan saja satu saja apa yang sukses dihasilkan Anies-AHY, termasuk SBY yang meyakinkan publik untuk mengusung mereka. Senjakala SBY dan Demokrat makin jelas.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan