Ganjar Layak Jadi Presiden, Ini Memang Serangan Politik
Berangkat dari pengalaman yang bisa saja salah, ada fakta Ganjar layak dan sangat layak jadi presiden.
Pertama, pengalaman keponakan sendiri, anak dari kakak sepupu yang berteriak dengan mencolek Pak Ganjar via media sosial. Padahal jelas keponakan ini bukan anak partai politik yang punya daya untuk didengar, jika bukan Gubernur Jawa Tengah. Respon langsung meminta kontak pribadi yang bisa dihubungi, dan tidak lama kemudian benar jajaran di bawah tergopoh-gopoh melakukan pembelaan diri dan jelas ngamuk. Asli, awal pandemi mengenai bansos.
Rekan dumay lain juga mengatakan, jika respon media sosial Ganjar sangat cepat, bukan buatan, ia pernah memang sengaja mencermatinya. Kisahnya mengenai laporan jalan bolong sore atau malam, dan paginya si pelapor mengatakan jalan sudah ditambal. Tidak perlu berjam-jam sudah selesai.
Kedua, menyaksikan tayangan media sosial youtube, ketika Gubernur Ganjar menjadi pembicara untuk seminar antikorupsi di sebuah universitas. Ada dua hal yang layak dijadikan referensi kepemimpinan nasional yang menjadikannya cocok jadi presiden.
Satu, ia berkisah ketika awal menjabat ada anak buahnya memberikan amplop sebagai dana biasa. Langsung ia menjawab minta maaf atau diterima dan ke KPK. Hal yang sudah sangat biasa terjadi dalam berbirokrasi adanya setoran kepada atasan. Klaim atau nyata itu bisa ditelaah dan dibuktikan pada keberadaan dan kinerjanya.
Dua, permintaan stafnya mobil dinas berkelas mewah. Ia tolak dan menggunakan mobil lama. Hal yang jarang di era sekarang model demikian. Ini contoh baik efisiensi yang lumayan penting.