Impor 1,5 Juta Sapi, Tampang Boyolali, dan Prabowo

Impor 1,5 Juta Sapi, Tampang Boyolali, dan Prabowo

Program makan siang gratis, minum susu gratis, dan Boyolali hari-hari ini kembali menyeruak. Periode lalu, Prabowo itu juga capres, ia mengatakan tampang  Boyolali, jelas bernaga negative, wajar Ketika menjadi polemik, dan akhirnya dalam pencoblosan, banyak TPS memberikan nilai nol, alias pemilih Prabowo sama sekali tidak ada.

Kini, ketika mau impor sapi, publik mengaitkannya dengan Boyolali, di mana kabupaten ini sangat akrab dengan sapi dan susu, di kompleks kantor kabupaten ada patung sapi sangat gede, di Ampel, salah satu kecamatan di Boyolali juga ada rumah makan yang membuat patung sapi sangat gede dengan tangki jinjing susu.

Belum lagi, jika dikaitkan dengan kekerasan pada relawan Ganjar Mahfud oleh oknum tentara beberapa hari lalu.  Masyarakat jadi othak-athik gathuk dengan kondisi masa lalu, yang tidak cukup berpihak pada Prabowo.

Di Indonesia ini sangat melimpah persapian, mengapa kudu import. Orang jadi cenderung curiga dan mengaitkannya dengan anggaran gede yang bisa jadi bocor di mana-mana. Apalagi sudah ada rekam jejak yang memberikan sebuah pesan bahwa ia gagal dalam mengelola anggaran.

Food estate, gambaran utuh bahwa ia tidak mampu bekerja secara kerja sama  lintas sektoral. Pembabatan hutan dengan hasil nol besar, dampak ke depan yang memiliki daya rusak yang amat parah. Tidak usah berbicara hasil atau apa yang ia berikan. Sama sekali tidak ada.

Perlu tambahan data kegagalan berkaitan dengan import? Jelas pesawat tempur bekas yang ia beli dengan harga tinggi. Bagaimana mempertanggungjawabkan keuangan atau anggaran itu? Sama sekali tidak ada nilai baik-baiknya.

Pernyataan dalam sebuah wawancara yang mengatakan, bahwa usahanya mandeg, macet, dan tidak bisa apa-apa karena dua puluh tahun ia tidak berkuasa jelas mau memberikan gambaran seperti apa kekuasaan di tangannya.

Boyolali adalah sentra sapi, eh dilupakan sama Prabowo, akankah bernasib sama lagi dengan kegagalannya yang sama? Sangat mungkin, jika melihat rekam jejak dan pernyataan-pernyataannya.

Sama sekali tidak ada visi ke depan untuk bangsa ini, selain kepentingannya sendiri semata. Laik ditunggu  lebih lanjut. Makin asyik juga nih.

Salam penuh kasih

Susy Haryawan