KDM, Ridwan Kamil, dan Ahok
KDM, Ridwan Kamil, dan Ahok
Berbicara mengenai ketiga gubernur ini apik. Mereka memang tidak dalam satu frame, namun bisa diulik dalam beberapa kesamaan. Apalagi ketiga-tiganya di atas sedang menjadi pembicaraan. KDM atau Kang Dedi Mulyadi yang baru menjabat Gubernur Jawa Barat membuat banyak gebrakan dan itu memantik kesukaan publik.
Hal itu dulu dilakukan Ahok. Apa yang dipilih Gubernur DKI itu membuat masyarakat suka. Ada harapan bahwa negara, khususnya Jakarta bisa lebih baik. Keras, tegas, dan tidak kenal kompromi. Ingatan publik kali ini dibawa ke masa Ahok di DKI. Ahok kali ini dibicarakan karena kasus skandal Pertamina, di mana ia juga ada di sana.
KDM
Dedi Mulyadi ini bisa berbahaya. Apa yang ia lakukan memang menyenangkan bagi rakyat. Tetapi tidak bagi beberapa pihak. Sudah terlontar pernyataan dari netizen dan juga bagian dari birokrasi. Ada kades yang berani mengatakan atasannya itu arogan. Membongkar bangunan tanpa koordinasi katanya. Luar biasa ini ada kades mengatai-katain gubernur seperti itu. Netizen juga mulai menilai apa yang dilakukan mantan bupati ini sebagai memusuhi banyak pihak.
Lagi dan lagi, pejabat pekerja biasa diajar. Heran bagaimana negeri ini mau maju, pejabat yang hanya bisa ngoceh tidak karuan malah tanpa dikritik. Pekerja keras dimaki-maki karena mengganggu kepentingan. Miris.
Matahari kembar.
Partai yang menaungi KDM itu ada sosok tunggal, Prabowo. Di tengah kekacauan presiden dalam memimpin negeri ini, malah KDM meroket. Bisa jadi ancaman. Terdengar dari apa yang terjadi dengan zaman Ahok, sangat mungkin akan juga dialami KDM. Persoalan keagamaan dan keyakinan juga mulai disoal. Baru berjalan sekian bulan lho.
Apa yang KDM lakukan itu hal lumrah, sudah seharusnya pemimpin itu melakukan hal-hal demikian. Sejatinya bukan capaian luar biasa, hanya saja, hampir tidak ada pemimpin di negeri ini yang melakukan gebrakan. Sedikit banget. Kelihatan wow dan luar biasa, padahal sebenarnya itu sudah seharusnya.
Hati-hati saja, jika tidak, ya bisa ilang malahan. Sayang negeri ini, kehilangan lagi pemimpin baik.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan