Anjing Conan, Satpol PP, dan Tanggung Jawab

Beberapa waktu ini, riuh rendah pembicaraan SatPol PP dengan kejadian masing-masing. Menarik untuk dikupas, kala itu berkaitan dengan sikap tanggung jawab dan atas nama cinta korp. Dua peristiwa yang perlu kita cermati.

Kejadian pertama, pembunuhan anjing di Aceh. Atas nama apapun, apalagi anjing itu tidak membuat rusuh apalagi membunuh orang, sangat tidak layak dianiaya sampai mati. Biadab. Eh malah pada akhirnya si pemilik anjing yang meminta maaf, karena membuat gaduh.

Apa yang terjadi, atas nama apapun pembunuhan yang tidak berdasar alasannya, termasuk pada hewan itu keji. Apalagi dalih wisata yang bernuansa agama. Arab, Turki kurang agamis apa, toh mereka biasa saja bersikap pada anjing.

Kiblat beragama model apa sih kog bisa demikian? Bar-bar. Agama itu seharusnya menjadikan orang lebih manusiawi. Termasuk menghormati hewan dan juga tumbuhan. Ingat, manusia itu sama-sama ciptaan.

Kala penghormatan pada ciptaan lain saja abai, bagaimana mengaku menghormati Pencipta yang tidak kelihatan. Pantas saja kalau maling merasa itu rezeki dari Sang Pencipta.

 SatPol PP
SatPol PP

Kisah kedua, satpol PP sedang bugil bersama PSK. Kepala mereka mengaku petugasnya sedang melakukan penyamaran. Apakah benar Pol PP memiliki tupoksi penyamaran?  Cukup aneh, karena pendidikan Pol PP tidak semendalam kepolisian, sangat mungkin jika Polri yang menyamar.

Cukup aneh, mengapa menyamar sampai harus dua, satu saja lebih dari cukup. Apalagi ini era digital, hanya soal porstitusi tidak perlu susah-susah menyamar. Apalagi sudah sampai tahap bugil. Lucu dan naif.

Menyamar atau niat banget aktingnya kog sampai bugil segala. Terlalu jauh permainannya, jika semata untuk bahan penyelidikan aktivitas PSK. Ada transaksi, bersama di hotel, mosok harus sampai bugil sih? Bagaimana perasaan istri dan anaknya coba? Jika masih lajang, apa iya masih ada cewek yang mau?

Kebanggaan akan korp kadang lebay. Organisasi, lembaga, korp selalu benar. Pihak lain salah. Bangga itu harus, tapi juga yang waras dan terukur lah. Kesalahan itu wajar, apalagi anggotanya. Korp tidak salah, toh para punggawanya sangat mungkin keliru. Bedakan mana korp mana pribadi.

Kekacauan paham ini sering membuat keadaan runyam. Pribadi yang disoal namun mengaitkan dengan korp atau lembaga.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan

Leave a Reply