Andi Arief, Said Didu, Said Iqbal Komentar Palestina, Demokrat di Belakang Ini Semua?
Partai yang ribut soal Palestina, selain PKS adalah Demokrat. Secara jelas ada pada tayangan media sosial Andi Arief. Serempak ada Said Iqbal, yang kek minuman botol. Apapun keadaannya, apapun alasannya, buruh demo.
Eh ada pula bagian masa lalu yang juga diam, dalam banyak kasus, tiba-tiba, Said Didu berkisah katanya anaknya yang kuliah di luar negeri menangis karena Palestina. Satu saja yang menyasar pemerintah, Jokowi terutama, siapa lagi kalau bukan Andi Arief.
Susah melihat ini tayangan lepas, tanpa adanya sebuah skenario yang lebih gede untuk itu. Mengapa sih Demokrat demikian getol menyerang pemerintah? Atau jangan-jangan di balik permukaan sudah ada upaya penegakan hukum yang menyasar mereka?
Terlalu berlebihan malah membuat tanya yang lebih gede. Lihat saja PKS yang oposan tanpa ngarep masuk kabinet saja tidak segitunya. Partai lain juga tidak sengotot itu. Hanya agak lebay sih Demokrat ini.
Beberapa alasan yang sangat mungkin melatarbelakangi adalah,
Moncernya pemerintahan saat ini membuat kubu mereka malu berat. Suara yang terus merosot makin susah digenjot melihat kinerja pemerintahan yang sekarang. Nah, dengan menyerang bak babi buta, keadaan dipikir bisa berubah.
Makin kelihatan belang dan gagalnya pemerintahan kemarin, jadi upaya mendelegitimasi adalah dengan berbagai upaya, namun malah gagal lagi gagal lagi. Apa yang mereka tawarkan sangat bertolak belakang dengan hasil dan kinerja pemerintahan kini dan yang mereka capai.
Pemilu tidak berdaya, eh di tengah-tengah masa pemerintahan ngaco. Ini kan aneh dan lucu. Menghianati namanya pula, Demokrat yang tidak demokratis.
Menggoyang tokoh gede sih kalau berhasil juga menggembirakan, dapat duren runtuh. Kalau gagal yang malah babak belur. Cara-cara Demokrat malah makin membuat keadaan buruk untuk mereka. Berkali-kali menghajar pemerintah itu kontraproduksi, saatnya berhenti dan ganti cara.
Bermain bersama kelompok ekstrem kanan, apalagi lebih buruk. Ceruk kecil untuk rebutan banyak partisan. Ada Gelora dan Partai Ummat, dua parpol baru, ada PAN dan PKS yang sudah lama. Apa bisa Demokrat ikutan di sana?
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan