Capernya Rocky Gerung, Bapernya Pendukung, dan Smaartnya Jokowi
Capernya Rocky Gerung, Bapernya Pendukung, dan Smaartnya Jokowi
Intan itu mau dikubangan babi atau di toko mewah, akan tetap intan yang berharga. Mau dipakai anak kecil atau istri presiden akan sama. Mewah, mahal, menarik, dan tidak akan kehilangan kilaunya. Kesadaran tertinggi, tidak akan terpengaruh oleh setiap kejadian yang tidak diizinkan untuk merasukinya.
Elang dipatuk gagak tidak akan melawan. Dia diam saja, membiarkan. Ketika sudah tidak tahan lagi, bukan membalas, namun dibawa terbang tinggi, di mana gagak tidak tahan akan minimnya oksigen bagi paru-parunya. Elang menang tanpa harus bertikai dengan burung yang tidak sepadan.
Hari-hari ini, media sosial dan percakapan penuh dengan pro dan kontra atas aksi Rocky Gerung. Satu sisi mendesak untuk penangkapannya karena dikatakan menghina presiden, (baca Jokowi), dengan kata-kata yang sangat tidak pantas.
Kepantasan ini sebenarnya bukan hanya soal kepada Jokowi, namun juga lisan yang tidak patut diucapkan orang yang mengaku pendidik itu. kepada siapapun tidak pantas dan selayaknya, dan diucapkan oleh siapapun.
Sekalipun Jokowi belum pernah membuatnya menjadi kasus hukum. Mengapa demikian?
Pertama, dia, Rocky Gerung dan para oposan itu bukan rival. Mereka adalah rakyatnya. Sama dengan bapak tidak akan memidanakan anaknya sendiri bukan? Sikap ini yang layak didukung.
Kedua, sisi adu domba dan sikap mau membuat keadaan rusuh. Ingat ini tahun politik, apapun dilakukan untuk membuat keadaan tidak kondusif. Aneh-aneh dilakukan para politikus itu untuk menarik suara, perhatian, dan memojokkan pemerintah.
Rocky Gerung ini tidak sendirian, dia ini alat semata. Siapa saja yang berkepentingan dengan model itu juga para pengamat dan juga masyarakat paham kog.
provokasi yang murahan, hal yang sepele bagi Jokowi. Sikapnya mendiamkan sudah tepat.
Ketiga. Sikap pendukung Jokowi juga wajar. Wong memang sudah keterlaluan, meskipun tidak juga berdampak apa-apa. Hanya tong kosong berbunyi nyaring, malah nam Presiden Jokowi makin meroket, dan Gerung yang makin malu dan nyungsep, kalau mau tahu diri dan refleksi. Kelihatannya tidak, wong hanya sensasi saja yang dicari.
Keempat, langsung barisannya memberikan dukungan dan seolah-olah itu adalah kritik. Padahal cah angon saja paham, bagaimana kerbonya memang merusak atau tidak sengaja menginjak tanaman. Lha ini mengaku profesor, maaf sebodoh itu berkata-kata.
Kelima, apa yang keluar dari mulut itu yang ada di hati dan otak. Sangat setuju, apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh Rocky Gerung ya apa yang ia nyatakan itu. Apakah itu benar bahwa Jokowi demikian? Publik sudah paham. Biarkan saja,
Anjing menggonggo khafilah berlalu itu sangat tepat. Ke mana Roky Gerung ketika negara ini autopilot periode lalu? Mosok belum lahir sih? Jelas kan kenapa dan ke mana arahnya? Perlu diingat bukan yang ngatain Firaun itu seperti apa yang terjadi.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan