Truk Saja Hilang, Apalagi Emas, KPK Oh KPK
Belum usai pembicaraan KPK kecolongan oleh pegawainya sendiri. Emas dua kilo gram digondol karena terbelit utang. Hal yang ironis, kala punggawa pemberantas maling ternyata ada malingnya. Ini bukan hal sederhana, ini serius.
Pegawai saja bisa menggasak emas segede itu, jangan-jangan atasan dan yang memiliki kekuasaa lebih gede, juga besar yang diambil. Ini jelas pemikiran buruk, namun berdasar lho. Segala kemungkinan ada. Praduga bersalah itu wajib untuk penegakan hukum.
Masih cukup hangat pembicaraan raibnya emas, kini lebih gila lagi, truk yang ilang. Bayangin truk seged itu, raib tanpa rimba. Hal yang aneh, informasi keberadaan kendaraan gede itu baru ditindaklanjuti sehari berselang. Ya ilang.
Hal aneh lainnya adalah, kasus ini sudah resmi diumumkan awal Maret, penggeledahan terjadi menjelang pertengahan April. Bisa diterawang, bagaimana upaya menghilangkan jejak dan bukti. Baru disebut saja yang berkaitan pasti sudah siap-siap menghilangkan bukti apapun.
Belum lagi media yang sudah menyebarkan berita duluan. Ala-ala sprindik bocor ini penyakit lama. Sebenarnya sederhana kog mengatasi kesulitan ini. Selama ini kan KPK mengatakan keterbatasan personal, nah libatkan polisi mengejar pelarian dan barang bukti, seperti truk ini, di Jakarta KPK konferensi pers, yang ikut ke lapangan tidak usah banyak-banyak. Polisi dan kejaksaan cukup anggotanya.
Dengungan pembubaran KPK cukup masif. Publik gerah karena menilai adanya tebang pilih. Pada sisi lain kejaksaan sedang moncer-moncernya menguliti skandal megakorupsi, ada Jiwasraya, Asabri, dan masih mengantri lainnya.
Harapannya sih KPK masih eksis, dan Kejaksaan Agung tidak ketularan mlempem kek KPK, dan juga kepolisian ikutan unjuk gigi. Hal ini bukan utopia, asli bisa terjadi, jika memang ada kehendak baik dari seluruh komponen anak bangsa.
Selama ini malah cenderung egosektoral, ada pejabat dan elit negeri yang menjadi penghambat untuk menyelesaikan masalah krusial ini. Membayangkan ada pemiskinan koruptor, hukuman mati, dan juga UU Pembuktian Terbalik, seolah kilat di musim kemarau.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan
Trimakasih atas ulasannya. Sungguh memprihatinkan..
Terima kasih Suster
Salam sehat