Mahfud Memang Kalah dengan Makruf Amin

Mahfud Memang Kalah dengan Makruf Amin

Salah satu hal yang menarik dari pilpres kali ini adalah salah satu kandidat wapresnya adalah Mahfud MD. Lima tahun yang lalu, hanya dalam hitungan menit, sudah siap dengan pakaian untuk deklarasi, tiba-tiba berubah. Sejak pagi sudah beredar warta bahwa mantan ketua MK itu melakukan legalisasi ijazah, membuat baju putih, dan tiba-tiba nama baru muncul.

Mahfud kali ini bersama dengan  Ganjar Pranowo dalam GAMA tidak bisa berbuat banyak. Skandal pembatalan piala dunia U20  telah menggerus dukungan publik, blunder elit yang menyerang dan merendahkan Jokowi membuat pemilih menjadi antipati dan harus dibayar mahal dengan pemilih yang sangat kecil.

Peran Mahfud juga tidak cukup banyak membantu. Kisah yang berbeda jika lima tahun yang lalu. Perannya di MK dan kiprahnya dalam Masyarakat sangat bagus. Komentarnya mengenai hukum yang terjadi sangat berani dan berbeda. Hal ini tidak lagi terlihat dalam kapasitasnya sebagai Menkopolhukam.

Beberapa kali membuat sensasi soal megakorupsi namun juga tidak ada juntrungannya semakin membuat Masyarakat malah bertanya-tanya benar ada atau hanya untuk kampanye sebelum waktunya. Padahal posisinya itu jelas sebagai pakar hukum dan Ketua Komite TPPU. Jelas tugas dan fungsinya pada bidang itu.

Jika itu terselesaikan dengan bagus, gilang gemilang, menyeret orang-orang top, menyelamatkan uang negara secara besar-besaran tentu akan sangat bagus. Promosi gratis dan sah-sah saja. Sayang tidak tindak lanjut lagi.

Nah, Ketika bicara lima tahun lalu, dengan keberadaanya saat ini yang tidak banyak membantu pemenangan pasangan pilpresnya, apakah waktu itu bisa menang Bersama Jokowi?

Melihat rekam jejaknya dalam hal ini, sekarang, kog relatif sama, tidak ada perbedaan. Waktu itu juga akan relatif sama. Menang karena faktor Jokowinya yang gede. Memang benar sosok Makruf Amin juga ikut mendulang suara, coba jika wapres saat ini, kala itu ikut Prabowo, sudah tidak bisa diperkirakan.

Sikapnya yang hanya diam saja selama aksi intoleransi sangat buruk. Negara ini dibangun dengan dasar Bhineka Tunggal Ika, ke mana sikap kenegarawanan tersebut? Benar bahwa Ganjar sangat kuat dengan hal itu, menutupi. Toh ternyata tidak cukup membawa mereka jadi pemenang. Tentu saja ada hal lainnya.

Mahfud memang belum berjodoh, belum mendapat ndaru untuk menjadi seorang wakil presiden. Dulu   tertelikung, kini memang tidak cukup mampu meyakinkan pemilih.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan