AHY, “Kudeta” Masih Lanjut, Megawati Kecolongan, dan Politik Dua Muka Demokrat
Megawati Kecolongan
Kata-kata yang ditirukan Marzuki Ali itu jika ditafsirkan, dengan melihat rekam jejaknya selama ini, kog tampaknya memang menggunting dalam lipatan. Hasto, Sekjend PDI P mengatakan, jika SBY memainkan politik korban, dengan menggunakan Megawati sebagai pelaku, dan ia adalah korban. Hal yang sangat wajar, dan mendapatkan keuntungan dari itu.
Apakah karena dua menterinya, JK dan SBY kemudian menjadi rival Megawati, atau karena Megawati tidak menyangka SBY menjadi capres, eh malah disusul oleh JK sebagai wakil. Atau sebenarnya JK mau menjadi wakil Megawati, atau yang lain, itu oleh Marzuki Ali dibiarkan multi tafsir. Tetapi bahwa nama SBY sebagai pelaku politik korban tidak terelakan.
Memperalat, menjadikan pihak lain sebagai tumbal, atau ancik-ancik ala kepiting itu hal yang umum dalam politik. Itu soal keberanian dan sikap mental. Bagus, Mega tidak baperan dan dikit-dikit mengeluh. Jika menjadi dingin pada relasi personal, ya bisa dipahami. Ia korban dua kali presiden tentu sebagai manusia ia wajar merasa sakit hati.
Selama ini, Demokrat dan SBY sering dikenal sebagai politikus dua kaki, mencari aman, mengaku netral, tidak mau berdiri pada sisi oposisi tetapi bersama-sama oposan menyerang pemerintah. Mengaku tidak KMP namun mendapatkan jatah wakil ketua DPR. Hal yang dalam banyak kasus memilih demikian.
Mengaku satu musuh terlalu banyak, seribu kawan kurang, namun dalam mengarungi perpolitikan, terutama pas di luar pemerintahan, suka menebarkan permusuhan. Pernyataannya halus, memilih kata dengan cermat, namun selalu ujungnya menyerang. Tampilan santun, anteng, rapi, disiplin, namun pada sisi lain baper, tantrum, dan menggunakan politik korban yang jelas-jelas bertolak belakang,
Memainkan dua wajah yang bertolak belakang. Mengatakan keserakahan maka banyak bencana, eh tidak lama ada desas-desus adanya hibah untuk kepentingan pribadi. Itu yang terbaru, bisa dicek banyak hal berlaku yang sama. UU Cipta Kerja juga menyajikan drama yang sama. Mereka menolak ketika pengesahan, padahal pas pembahasan mereka bahkan bangga itu gagasan SBY. Semua bisa dicek, rekam jejak banyak, melimpah, dan lagi mudah.