Puan Berempati pada AHY, Belajarlah dari Srimulat

Salah satu pribadi yang  paling getol nyapres atau nyawapres adalah AHY. Apa yang ia lakukan pokonya menjadi kandidat di pilpres, sejak 2019 bahkan. Namun, apa yang ia lakukan dan nyatakan malah menjadi bulan-bulanan terutama warganet dengan segala kemahabenarannya.

Sikapnya yang menyerang pemerintah, dan Jokowi secara personal, itu yang membuat publik jengkel dan menertawakan segala usaha menaikan pamornya. Adik dan bapaknya pun setali tiga uang. Berkutat dengan membandingan prestasi bapaknya yang kalau mau jujur tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan yang sekarang.

Tidak masalah mengagung-agungkan prestasi Demokrat dan SBY pada masa lalu, tapi mbok ya tidak usah dengan menjelek-jelekan apa yang lebih baik. Ini kan konyol.

Kini, Puan menemani AHY. Sama-sama anak presiden dan naga-naganya juga pengin nyapres juga. Perilakunya juga makin ke sini semakin menjadi bahan ledekan. Usai mengajak berseteru salah seorang  kader PDI-P karena aktivitas bermedia sosial, kemarin ia ikut menanam padi di sawah.

Ini soal otentik. Bagaimana yang otentik itu tidak bisa meniru, dipaksakan, dan disamakan dengan yang lain. Jokowi dengan blusukan, Ahok dengan kinerja cepat, tangkas, bersih, dan terbuka. Mendengarkan keluhan secara langsung. Pemanfaatkan media dan kemajuan iptek.

Meniru dan katrok ala Yusril masuk pasar dengan maksud merakyat, namun tidak bisa, karena tidak biasa. Sama dengan Puan, mengapa masuk lumpur dan sawah, yang ia tidak pernah lakukan. Ganjar bermedsos ria itu sudah lama, bukan hanya sejenak, ketika mau membranding diri. Tanggapan warga yang mengeluh cepat direspon. Ini sudah kenal dan familier dengan media sosial.

Otentik dan orisinalitas itu kepunyaan, milik, ketika tidak  memiliki itu, ya tidak akan bisa memberikan apa yang otentik. Ketika meniru maka akan terlihat konyol dan menjadi bahan tertawaan.

Begitu melimpah kekhasan dan keunikan pribadi itu. Mengapa harus meniru dan menyontek. Mau orisinal. Belajarlah dari pemain Srimulat, Gogon, Gepeng, Tarzan, Asmuni, Pak Bendot, Mamiek, dan juga Tukul. Termasuk dengan menjadikan kekurangan sebagai cara menarik perhatian. Marwoto dengan mulut lebar, Yati dengan hidung peseknya. Siapa yang bicara kumis lele, pasti Tukul yang akan mengaku dengan bangga.

Tidak ada yang meniru atau mengambil alih. Jika iya pun itu sebagai candaan dan bahan guyonan. Belajarlah pada Srimulat.

QUIZ :

1
Created on

Puan Maharani

1 / 10

SBY menjadi Ketua Majelis Tinggi partai apa?

2 / 10

Puan berasal dari partai?

3 / 10

Pilpres mendatang akan diadakan pada tahun?

4 / 10

Siapa anak mantan presiden yang juga mau menjadi calon presiden?

5 / 10

Kejadian apa yang membuat Puan ditertawakan publik?

6 / 10

Siapa nama ayah Puan?

7 / 10

Apa jabatan Megawati sekarang?

8 / 10

Siapa nama ibunda Puan?

9 / 10

Apa jabatan Puan sebelum ini?

10 / 10

Apa jabatan Puan Maharani saat ini?

Your score is

The average score is 100%

0%

Leave a Reply