Sandiaga Uno dan Permainan Politiknya

Sandiaga Uno dan Permainan Politiknya

Usai Cak Imin hengkang ke koalisi Anies Baswedan, yang membawa konsekuensi AHY terdepak. P3 dengan Sandaga Unonya melakukan gerakan untuk membuat poros baru. Angan-angannya bersama PKS dan Demokrat, P3 bisa menjadi pemimpin dengan calonnya Sandi dan AHY.

Pergerakan pihak lain juga sangat masif. Semua mau mengunci paling aman, pesaing yang ada itu tidak cukup amunisi untuk mengalahkan jagoan dan impiannya untuk memenangkan pemilihan presiden. Hingga hari ini tetap belum ada hal yang jauh lebih jelas bagi ketiga nama yang digadang-gadang dapat maju untuk 24 nanti.

Anies-Imin pun masih begitu-begitu saja. Deklarasi minus PKS masih menjadi perbincangan hangat. Kesediaan partai putih untuk menguatkan koalisi baru Nasdem-PKB belum ada lampu terang benderang.

Pemanggilan Cak Imin menyedot perhatian. Meskipun mantan pimpinan MPR itu membesarkan hatinya dan koleganya bahwa pemeriksaan KPK hal yang wajar. Tidak demikian dengan sikap Nasdem yang marah-marah.

Pergerakan dua koalisi lain pun masih identik. Saling tunggu untuk memperoleh titik lemah pihak lawan. Hanya pertemuan dengan tokoh ini dan itu, klaim ini mendukung dan itu tidak benar itu saja.

Sandiaga Uno yang memiliki keinginan, hasrat, dan juga obsesi yang sangat kuat untuk menjadi pemimpin negeri ini. Usai menjajal   bersama Prabowo di periode lalu, kini ia mencoba peruntungan dengan pindah partai dan juga pasangan, dan sekaligus haluan yang lumayan berbeda dengan pilpres lalu.

Hanya P3 sendiri yang demikian kekeh untuk mengusung kader barunya bersanding dengan Ganjar Pranowo. Lumayan sepi dari sikap partai lainnya, pun hasil survey-survey. Sunyi dari ingar bingar pembicaraan kader atau politikus terkuat dari sisi apapun untuk mendampingi Ganjar.

Malah kalah tenar dengan Ridwan Kamil yang bisa di dua kubu, namun partainya Golkar sudah jelas-jelas mengatakan tidak. Padahal keluar partai juga gampang. Atau Mahfud MD koleganya di kabinet, toh masih juga sangat-sangat cair.

Sandi tidak cukup meyakinkan mengenai visi dan juga capaiannya di kementerian. Sama sekali tidak ada gebrakan berarti dan juga bernilai sensasional. Hanya hal  remeh, yang malah membuat keadaan tidak lebih baik. Contoh wisata halal untuk Bali, dan sejenisnya. Untuk apa coba, basi.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan