Sekolah Dasar Banyak yang Tutup dan Bekal Surgawi
Sekolah Dasar Banyak yang Tutup dan Bekal Surgawi
Pemberitaan mengenai sekolah dasar kekurangan murid sedang marak. Demikian juga rekan guru pengajar sekolah dasar mengatakan yang sama. Salah satu guru SD mengatakan jika biasa dapat dua kelas, sudah dua tahun ini hanya satu kelas. Kawan guru SD lainnya pas ditanya dapat murid berapa, hanya satu.
Kalah bersaing dengan sekolah di bawah asuhan Kemenag, karena mereka tidak menggunakan system zonasi. Konflik kepentingan, yang sering tidak membantu anak-anak negeri dalam mengenyam Pendidikan.
Tagline rumah Pendidikan bekal dunia akhirat membuat orangtua berbondong-bondong membawa anak mereka ke sana. Tentu ini hanya salah satu semboyan promosi sebuah sekolah. Namun secara garis besar mirip-mirip itu.
Ada seorang penceramah yang mengatakan, jika sekolah di Yayasan Lain, kalau mati akan sangit, jika di sekolah sendiri akan mati syahid. Hal yang sejatinya tidak relevan dan tidak aka nada kaitannya sama sekali. Toh itu terjadi dan menjadi alas an untuk bersekolah dengan kesamaan afiliasi.
Perbincangan yang hangat soal dunia pendidikan dasar yang sepi karena kalah saingan itu, eh pada kondisi lain malah kenyataan mengenai Pendidikan tinggi di Indonesia peringkat kedua sedunia bertindak tidak jujur. Tentu miris, lha Pendidikan dasarnya berbasis agama, namun ujung pendidikannya demikian.
Miris lagi viralnya pembicaraan di media social mengenai banyaknya sp**ma di kamar kecil sebuah mall usai adanya pertunjukan salah satu grup penyanyi remaja puteri. Bagaimana bisa negeri religius begini, namun perilakunya biadab seperti itu.
Hari-hari ini juga kita mesti membaca, bagaimana reputasi polisi yang demikian memilukan dalam menegakkan hukum. Salah tangkap, rekayasa kasus, kecanduan judi, dan seterusnya.
Penggemar judi online terbesar di dunia, penyuka situs video porno lagi-lagi terbesar di dunia. Hal-hal yang tidak linier dengan perilaku yang seharusnya ketika basis pendidikan dan kebiasaan mengenai religiusitas demikian kuat.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan