Agus Harimurti, Menepuk Air, Terpecik Muka Sendiri

Kampanye malu-malu kucing sudah dimulai oleh para politikus yang mengincar kedudukan pada pilpres 2024. Puan sudah memanaskan mesin dengan polemik Ganjar. Prabowo malah menampar muka sendiri dengan kisah dana ribuan triliun untuk alutsista.

Kini, Agus Harimurti juga ikut menyemarakkan keadaan dengan  pernyataannya. Sederhana, demokrasi agar sehat, jauhi korupsi. Perilaku maling ini memang isu seksi, di mana rakyat sudah sangat muak, dan enak tinggal ikut naik pada arus ini. Sayangnya AHY lupa, atau malah tidak paham kondisi yang ada?

Bagaimana suara Demokrat mengenai kisah perseteruan KPK. Di mana mereka berpihak dan berpendapat. Soal sederhana, bagaimana pembenahan itu ya harus tegas dan keras. Pembiaran selama ini ada pada pemerintahan Demokrat, jangan lupa.

Belum lagi, jika bicara bandit dan gembong maling ada pada zaman siapa. Mau eksekutif dan legeslatif masuk bui barengan. Semua dari Demokrat. Ini fatal, jangan lupakan sejarah panjang ini. Pelakunya masih ada di  dalam bui dan mereka bisa bersaksi kog.

Malah ada yang mantan maling juga ikut duduk dalam kepengurusan AHY. Mosok AHY tidak tahu, itu sih terlalu. Susah jika melihat itu konflik politik. Wong nyatanya, pas mereka sedang berkuasa sendiri kog.

Agus Harimurti
Agus Harimurti dan Ganjar Pranawa

Bicara korupsi atau maling yang menyehatkan demokrasi itu bisa dipercaya, jika berani menginisiasi beberapa hal,

Pembuktian terbalik. Berani tidak penyelenggara negara dan calon penyelenggara negara itu melaporkan hartanya dengan transparan dan bisa membuktikan asal-usulnya keberadaan kekayaan dan harta mereka.

Selama ini hanya anjuran, berani tidak menyatakan wajib lapor, jika tidak lapor atau bohong, sita untuk negara. Jika berani,  baru keren.

Berani tidak usul hukuman mati, atau pemiskinan pelaku maling dengan kriteria berat. Misalnya, angka tertentu, atau  maling anggaran tertentu, bantuan sosial, alat keselamatan dan yang menyangkut keamanan. Contoh, maling alat transportasi, atau anggaran untuk perawatan alat transportasi, namun di maling, dan sebagainya.

Jika masih takut, usul revisi UU untuk pemiskinan maling dengan menyita seluruh aset dari kekayaan yang sudah dimaling. Jangan takut melanggar HAM. Itu sih koplak, wong waktu maling mereka juga melanggar HAM kog, ketika ketahuan tidak au bertanggung jawab dan berkelit dengan HAM. Ini kan koplak.

Nah, berani tidak dengan hal-hal demikian, dari pada sekadar lipservice, omong kosong semata.  Layak ditunggu, paling juga gak akan berani.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan 

Leave a Reply