Cekikan Prabowo, Pembelaan Jokowi, dan Sebuah Kepemimpinan
Cekikan Prabowo, Pembelaan Jokowi, dan Sebuah Kepemimpinan
Beberapa terakhir Prabowo menjadi bulan-bulanan. Beberapa waktu lalu partai banteng menyoal kegagalannya membangun proyek ketahanan pangan. Segera Jokowi mengatakan, jika itu adalah kerja tim, bukan hanya salah satu kementerian, atau Prabowo semata.
Apakah data yang diulik netizen, tentunya PDI-P juga punya data yang lebih lengkap itu salah? Jelas tidak. Namun Jokowi sebagai pemimpin tidak pernah memang menyalahkan, mempermalukan siapapun di depan umum.
Hal yang sama juga berlaku dengan Bibit Waluyo, sebagai Gubernur Jawa Tengah lalu. Ketika berselsih paham mengenai pembangunan di Solo. Jokowi bisa bersikap professional, menghargai sesepuh dan atasan, dan berlaku sangat sopan.
Mengatakan bahwa itu tugas kolaboratif tentu bukan menyalahkan atau membantah pernyataan parpol, namun sudah semestinya demikian sebagai seorang pemimpin, presiden atas menterinya pula. Sikap yang baik dan bagus.
Hari-hari ini Ketika berseliweran isu kalau Prabowo mencekik salah satu kolega menteri, wakil Menteri tepatnya dalam desas-desus itu, Jokowi juga mengatakan tidak ada. Apakah ini bohong atau bukan? Hal yang tidak lagi penting,
Presiden Jokowi melakukan tugasnya untuk membuat keadaan tenang. Semua kondusif demi suksesi yang baik dan damai, bukan perselisihan dan keadaan yang panas, kacau, dan riuh rendah tanpa isi yang penting.
Temperamentalnya Prabowo itu semua juga sudah paham. Menggebrak podium, lempar ini dan itu, gampar anak buahnya yang tidak mengenakkannya, dan isu ngehajar SBY itu juga tidak pernah ada bantahan. Kemungkinan cekik dan tampar itu ada kebenarannya.
Pilihan Jokowi selaku pimpinan dan juga bapak itu sangat penting. Pernah tidak dengar Jokowi mengatakan alas an mengganti Menteri? Sama sekali tidak pernah, bahkan yang korup, tertangkap tangan sekalipun.
Inilah tipe pemimpin gede. Besar dalam jiwanya, lihat perilaku Prabowo selama kampanye itu seperti apa?
Jam itu ketemu dengan tanpa mengucapkan sepatah kata si guru memberikan kepada si pemilik. Persoalan selesai. Bertahun kemudian ada acara reuni dan mereka berdua, yang mengambil dan gurunya berkesempatan berbincang.
“Terima kasih Bapak, waktu itu hidup saya Bapak selamatkan,” katanya dengan sangat tulus.
“Maaf Anak muda, apa maksudnya?” Kata Pak guru sepuh itu dengan bingung.
“Ingat peristiwa jam tangan yang hilang tentunya?”
“Benar.”
“Sayalah yang mengambilnya, dan Bapak tidak mengatakan apapun itu.”
“Saya juga tidak tahu siapa pelakunya, karena saya menutup mata juga waktu itu…”
Lihat betapa bijak, besar jiwa guru itu. Demi masa depan murid dan kelasnya, ia mengadakan penyelidikan dengan sangat arif dan bijaksana. Diam, namun menyelesaikan persoalan.
Diam itu emas benar adanya. Keren Pak Jokowi.
Salam Penuh Kasih
Susy Haryawan