Kekerasan Seksual dan Peran Pemerintah yang Terhambat Politis

Negeri ini seolah tidak henti dirundung masalah kekerasan seksual. Miris ketika terjadi pada anak-anak seperti yang terjadi di Jawa Barat. Pelaku adalah gurunya dan korbannya lebih dari lima merupakan anak didiknya yang seharusnya malah dilindungi.

Riau melaporkan adany tindak yang sama. Dosen dengan mahasiswi anak bimbingannya. Lagi-lagi relasi kuasa yang tidak sepadan terjadi. kekuasaan dosen mutlak bagi mahasiswi. Mau lulus dan lancar ya harus mau apapun.

Jatim terjadi dari dua pihak dewasa, namun lagi-lagi relasi kuasa. Si perempuan takut ditinggalkan, akhirnya terjadilah akhir yang tragis dugaan dua kali pengguguran dan ujungnya bunuh diri si perempuan. Semoga damai di sana.

Tiga peristiwa beruntun ini membawa pro dan kontra. Bagaimana bisa pidana, kekerasan seksual orang masih berpolemik. Kejahatan yang luar biasa, toh masih banyak yang bersimpati, membela, baik terus terang ataupun tidak langsung.

Lihat saja masih ada saja yang menyudutkan perempuan dengan aneka macam alasan dan dalih, dan itu sejatinya hanya mau menyelamatkan si pelaku. Kejahatan ya kejahatan, jangan kemudian dikaitkan dengan agama, jabatan ataau profesi, dan sebagainya.

Seksual

Sikap tanggung jawab yang lemah. Masih saja ngeles dan menolak mengakui, balik menuduh dan mengatakan itu sebagai fitnah. Hampir semua perilaku anak bangsa ini sama saja. Mau penjahat kelamin, maling anggaran, dan apapun itu selalu saja ngeles.

Korban yang  terbungkam. Lagi-lagi karena masyarakat kita yang masih mabuk dengan seragam, jabatan, dan juga agama, membuat korban berjatuhan. Pelaporan kepada keluaarga tidak akan  mendapat dukungan. Ke aparat juga tidak mudah.

Masyarakat masih permisif. Asal dinikahi selesai. Padahal ini kriminal, namun demi nama baik kemudian diselesaikan dengan diam-diam. Bayangkan berapa saja yang menjadi korban dan trauma. Anak yang lahir, ibunya, keluarga perempuan. Enak saja laki-lakinya hanya soal tanggung menjawab.

Negara sudah hadir sebenarnya. Namun RUU-nya mentok karena PKS yang juga banyak menjadi pelaku mengganjal. Ribet ketika kelompok adalah pemain yang sama kemudian ada inisiatif yang menjerat kesukaan mereka, pasti deh ribet.

Kejahatan yang terlindungi karena kepentingan politis dan agamis. Pemerintah sejatinya sudah hadir, namun manusia dan kelompok mabuk kekuasaan dan agama menjadi penjegal yang sangat kuat.  Mereka senyap ketika hal demikian terjadi dan malah mengutip ayat-ayat suci untuk melindungi kolega mereka.

Lawan dan bersihkan anasir-anasir munafik dari negeri Pancasila. Budaya adiluhung digusur oleh tabiat gurun yang hanya fokus pada selangkangan.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan

2 thoughts on “Kekerasan Seksual dan Peran Pemerintah yang Terhambat Politis

  • December 12, 2021 at 10:21 am
    Permalink

    Aku jadi pengen bikin buku dengan topik ‘kekerasan seksual’, untuk anak. Bagiku penting banget membekali anak dengan pemahaman terkait kekerasan seksual—pendidikan seksualitas.

    • December 14, 2021 at 2:01 pm
      Permalink

      Pendidikan seksual anak itu penting, tapi mantan mendikbud saja bilang itu kan naluri buat apa pendidikan seksual…. Ngeri kan?
      Nuwun

Leave a Reply