Prabowo Cawapres Nasdem?

Nasdem ini makin bingung, bagaimana menghadapi pilpres 24, usai deklarasi bakal capres yang tidak memberikan gaung sebagaimana ekspektasinya. Si calon yang jalan sendiri tanpa kalkulasi politik. Rekan-rekan calon koalisi juga masih susah untuk berkomitmen.

Kini, salah satu elitnya malah bicara yang sangat merusak dinamika berpolitik. Etis, santun, dan respek itu juga perlu dalam dunia politik. Jangan asal logis dan menyenangkan pihaknya. Usai Demokrat dan PKS menahan dengan sangat ketat, malah mau menggandeng Gerindra.

Logis jika Prabowo ada di posisi capres, lha ini, malah Anies di atas Prabowo. Mengapa demikian?

Posisi kepartaian antara Nasdem dan Gerindra itu jauh. Gedean pemilih Prabowo dan Gerindra. Solid pendukung partai ini, berbeda dengan tanggapan warga dan kader Nasdem ketika ada deklarasi  mengusung calonnya. Artinya apa? Posisi Nasdem lebih lemah butuh Gerindra, bukan sebaliknya.

Elektablitas juga cenderung kuat dan stabil Prabowo dari pada Anies Baswedan. Bagaimana pemilih itu lebih yakin dengan keberadaan Prabowo dari pada calon Nasdem. Jauh lebih realistis jika di balik posisinya. Prabowo bakal calon presiden dan sebaliknya.

Prabowo itu berkali-kali nyalon sebagai presiden, mosok kini malah turun kelas berpasangan dengan orang yang sama sekali belum pernah ikut dalam pertarungan yang sama. Benar, politik itu kepentingan dan kalkulasinya berbeda dengan aktivitas lain, toh pengalaman juga penting. Aneh saja yang sudah berkali ulang berlomba malah digantikan posisinya oleh calon anak kemarin sore.

Lagi-lagi ini soal ranah etis dan kepantasan. Apa yang ditampilkan Nasdem ini wujud kepanikan, bingung, dan kacau sehingga tidak berpikir logis. Etis kan ranah logis, bukan emosional.

Apalagi Nasdem tentu tengsin berat ketika dikatain kader Gerindra, bagaimana merekalah, Prabowo yang memberikan panggung dan menjadikan Anies    Baswedan gede. Tanpa dijadikan gubernur di Jakarta, pastinya jalan kisahnya berbeda.

Makin bicara, makin kacau, mau kader, ataupun elit Nasdem. Koalisi itu jauh lebih penting. Suara mereka sangat tidak cukup. Pemilih mereka juga tidak cukup fanatis. Terlihat bagaimana survey menempatkan mereka pada posisi lebih buruk.

Hari ke hari makin susah, bukan makin jelas dan mudah. Belum lagi penolakan di mana-mana atas kehadiran calonnya yang memang terlalu dini. Menuding ada yang menggerakkan dan menyasar pihak kompetitor jelas makin memperlihatkan kepanikan Nasdem. Salah kalkulasi dan prediksi.

Masih akan panjang drama Nasdem ini. Susah yang terjadi karena lupa rasionalitas dalam politik. Maunya main banyak kaki, malah kesrimpet sendiri.

Salam Penuh Kasih

Susy Haryawan

 

Leave a Reply